Bagikan:

JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) membutuhkan anggaran tambahan sebesar Rp20,22 triliun untuk menyalurkan bantuan pangan di 2025. Bantuan tersebut terdiri dari beras hingga telur.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan anggaran tersebut akan digunakan untuk beberapa kebutuhan. Pertama, untuk bantuan pangan beras selama enam bulan sebesar Rp16,68 triliun.

“Kami mengajukan anggaran ini karena program bantuan pangan yang dilakukan tahun lalu dan tahun ini belum melalui persetujuan dari Komisi IV DPR,” tuturnya dalam rapat dengan Komisi IV DPR, dikutip Kamis, 5 September.

“Sehingga untuk pengajuan 2025 kami usulkan untuk enam bulan stabilisasi dalam bentuk bantuan pangan beras melalui Bulog Rp16,68 triliun,” sambungnya.

Kemudian, sambung Arief, anggaran sebesar Rp834,1 miliar akan digunakan untuk penyaluran program bantuan pangan berupa daging ayam dan telur selama enam bulan.

Lalu, lanjut Arief, penyaluran beras untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) sebesar Rp1,5 triliun. Selanjutnya, jagung SPHP senilai Rp535 miliar. Kemudian, cadangan kedelain untuk SPHP sebesar Rp637,8 miliar.

Terakhir, sambung Arief, cadangan pangan untuk bencana alam dan keadaan darurat selama satu tahun ke depan sebesar Rp37,9 miliar. Sedangkan, tambahan anggaran untuk kegiatan reguler Bapanas sebesar Rp589,5 miliar.

Jika usulan tambahan anggaran untuk kegiatan reguler Bapanas dan juga penyaluran CPP tersebut dikalkulasikan maka total tambahan anggaran yang diusulakan adalah sebesar Rp20,8 triliun. Bapanas sendiri mendapatkan pagu indikatif tahun 2025 sebesar Rp329,9 miliar.

“Pagu indikatif tahun anggaran 2025 sebesar Rp329,9 miliar. Kami susun rancangan program kegiatan tahun 2025 program ketersediaan akses dan konsumsi pangan berkualitas sebesar Rp212,89 miliar, program dukungan manajemen sebesar sebesar Rp117,1 miliar,” jelasnya.