JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengedukasi perempuan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat karena kalangan perempuan dan pelaku UMKM berperan penting dalam peningkatan ekonomi masyarakat.
“Ibu-ibu ketika kita menggunakan produk dan jasa keuangan, ibu-ibu pertama harus paham dulu. Karena banyak sekali mereka di luar sana yang mengincar kita untuk menipu kita,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi di Jakarta, Sabtu.
Friderica menekankan pentingnya literasi keuangan kepada masyarakat, khususnya kepada kelompok perempuan pelaku UMKM, sehingga dapat memanfaatkan layanan produk dan jasa keuangan yang legal untuk meningkatkan perekonomian keluarga.
Selain itu, menurut dia, literasi keuangan penting agar masyarakat terhindar dari penawaran pinjaman online ilegal serta penipuan berkedok investasi.
“Kalau kita sudah pakai produk dan jasa keuangan yang benar, jangan menggunakan produk dan jasa keuangan yang ilegal. Ibu-ibu harus cerdas keuangan ya, harus pintar mengelola keuangan keluarga, harus bisa menjaga diri dan keluarga dari berbagai modus penipuan untuk masa depan yang sejahtera,” ujarnya.
Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menuturkan pentingnya untuk berhati-hati dalam melakukan transaksi keuangan khususnya secara digital.
BACA JUGA:
"Bank Indonesia mengajak Ibu-Ibu untuk selalu peka terhadap transaksi keuangan, yaitu dengan peduli dan tahu benar apa yang dilakukan juga mengenali untuk apa transaksinya, kalau ada apa-apa jangan takut untuk speak up diadukan ke nomor-nomor pusat pengaduan,” tuturnya.
Kegiatan edukasi keuangan bagi pelaku UMKM dan ibu rumah tangga dengan tema Perempuan Pejuang Ekonomi Keluarga dilaksanakan di Kantor OJK Provinsi Jawa Timur, Surabaya, Jumat (30/8).
Kegiatan edukasi keuangan terselenggara secara hybrid dengan jangkauan peserta sebanyak 1.670 peserta pelaku UMKM dan ibu rumah tangga terdiri dari 366 peserta yang hadir secara tatap muka dan 1.304 peserta hadir secara online.