Bagikan:

JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) buka suara terkait pemberlakuan cukai minuman berpenais yang akan diberlakukan mulai tahun depan. Asal tahu saja, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan memberlakukan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) pada tahun depan.

Direktur Keuangan SIDO, Budiyanto mengatakan hingga saat ini pihaknya belum melihat secara detail regulasi yang akan berlaku tahun depan ini. Namun ia memastikan aturan ini tidak berdampak besar pada keuangan perseroan.

DIkatakan Budi, kontribusi minuman berpemanis dan siap diminum produksi SIDO hanya berkontribusi sebesar 1 hingga 2 persen terhadap penjualan perusahaan.

"Saat ini ready to drink format SIDO itu kontribusinya masih kecil terhadap penjualan, hanya sekitar 1-2 persen yang terhadap penjualan," ujarnya dalam public expose, Rabu, 28 Agustus.

Untuk itu ia memastikan dampak cukai minuman manis ini tidak akan berdampak besar pada kinerja keuangan perusahaan.

Meski demikian ia memastikan pihaknya akan mematuhi aturan yang dikeluarkan pemerintah dan akan mengeluarkan produk dengan kandungan gula yang rendah untuk kesehatan konsumen.

"Jadi kami akan mengikuti apa regulasi yang ada, dan juga bila dimungkinkan kami akan meluncurkan produk-produk baru dengan varian yang lebih rendah gula untuk menjamin kesehatan dan mengikuti peraturan yang ada," sambung dia.

Lebih lanjut Budi menambahkan, ssetiap tahun SIDO selalu meluncurkan sekitar 2 hingga 3 produk baru yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen serta berbasis inovasi ilmiah.

"Untuk tahun ini kami sudah meluncurkan 4 produk baru. Kalau penambahan pabrik baru di semester 2 ataupun tahun 2025, kami tidak memiliki rencana dalam waktu dekat untuk menambah pabrik baru karena kapasitas dari pabrik kami masih sangat cukup," pungkas dia.

Dari sisi penjualan, SIDO mencatatkan penjualan selama 6 bulan di

tahun 2024 mengalami kenaikan sebesar 14,7 persen menjadi Rp1,9 triliun dari Rp1,7 triliun pada periode yang sama tahun 2023.

Sejalan dengan pertumbuhan penjualan, laba bersih SIDO meningkat 36 persen menjadi Rp608 miliar. Net margin juga tercatat meningkat menjadi 32 persen dari 27 persen di tahun sebelumnya.