Bagikan:

JAKARTA - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mengatakan saat ini industri kreatif Indonesia sudah berubah. Bila sebelumnya hanya dianggap sebagai sampingan, kini menjadi kekuatan ekonomi yang tangguh. 

"Ekonomi kreatif (juga) menunjukkan potensinya menjadi kekuatan ekonomi yang tangguh, dan mampu menjadi salah satu penyangga perekonomian nasional. Ekonomi kreatif adalah nilai yang tercipta dari suatu ide," kata Megawati dalam acara pagelaran karya Samuel Wattimena bertajuk 'An Exotic Journey to Nusantara' secara virtual, Sabtu, 27 Maret. 

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kata Megawati, sub sektor fesyen berkontribusi besar dalam produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif Indonesia yang mencapai 41,4 persen. Bahkan, angkanya lebih tinggi dari kuliner dan kriya yang berkontribusi di bawah 20 persen. 

"Bagi saya, sama membahagiakannya saat mengetahui Indonesia merupakan negara ketiga, setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan, yang kontribusi ekonomi kreatifnya besar bagi perekonomian nasional," tuturnya. 

Bicara fesyen Indonesia, kata Megawati, maka akan berkaitan dengan wastra atau kain tradisional. Menurut dia, wastra nusantara Indonesia sudah tertulis dalam sebuah sejarah yang sangat panjang. 

Megawati menjelaskan, dalam perjalanannya wastra nusantara turut dipengaruhi oleh kedatangan saudagar dari berbagai negara. Di antaranya India, China, dan Eropa. 

Menurut dia, wastra nusantara setiap helai benang dan bubuhan motifnya merupakan karya yang memiliki ciri khas, simbol, warna, ukuran, hingga material dipengaruhi kultur sosial masyarakat Indonesia. 

"Indonesia memiliki teknik wastra atau kain tradisional terlengkap di dunia, dan nenek moyang kita berhasil membuatnya menjadi identitas nusantara, seperti batik, songket, sulam, ikat, tapis, dan lainnya, banyak banyak lainnya," tuturnya. 

Megawati juga menyinggung salah satu kain tradisional Indonesia yakni batik. Saat ini, kata dia, perajinnya telah tumbuh subur di berbagai daerah. Menurutnya, dari tahun ke tahun batik selalu mengalami perkembangan. 

"Sepanjang sejarahnya, perkembangan batik Indonesia dipengaruhi juga oleh para pedagang asing dan juga pendatang. Beberapa sumber menyebutkan batik Indonesia mencapai puncak kreativitasnya pada 1890 hingga 1910. Pada zaman tersebut telah muncul batik Belanda, batik China, atau batik Hokokai," katanya. 

Megawati mengatakan sekitar tahun 1955, Presiden Sukarno mendorong terciptanya gaya baru batik, yaitu Batik Indonesia. Bung Karno menginginkan batik yang menampilkan nilai seni budaya sebagai jati diri bangsa.

Akhirnya, batik menjadi warisan budaya dunia milik Indonesia setelah ditetapkan oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009. Pemerintah Indonesia pun menjadikan 2 Oktober sebagai hari Batik Nasional yang selalu diperingati setiap tahunnya. 

Sementara itu, perancang Mode Samuel Wattimena mengaku sangat yakin produk lokal Indonesia bisa mendunia. Menurut dia, karya lokal Indonesia tidak kalah dengan negara-negara maju. 

"Jadinya, kalau yang tadinya kita sibuk untuk mengekspor produk saja, sekarang kita bisa mengekspor produk dan menarik mata dunia untuk melihat kelokalan kita," kata Sammy.