Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan terkait prediksi rupiah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 sebesar Rp16.100 per dolar AS. Hal ini muncul setelah melihat berbagai kondisi global dan domestik yan dipenuhi dengan ketidakpastian.

Sri Mulyani menyampaikan melihat berbagai kejadian dalam enam bulan terakhir memberikan pelajaran yang sungguh luar biasa, ketidakpastian mempengaruhi nilai tukar rupiah dan semua mata uang di seluruh dunia secara mendadak mengalami tekanan depresiasi yg sangat berat.

"Dua minggu terakhir kita melihat rupiah mengalami apresiasi cukup kuat," kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI tentang RUU APBN Tahun Anggaran 2025, Selasa, 27 Agustus.

Sri Mulyani menyampaikan kondisi yang terjadi dalam enam bulan terakhir menandakan terdapat faktor global yang mempengaruhi terutama dari negara-negara maju yang memiliki dampak ke seluruh dunia.

"Namun pada saat yang sama rupiah ditopang fondasi ekonomi Indonesia terutama pada outlook neraca pembayaran. Oleh karena itu export current account defisit menjadi sangat penting dan bergantung pada produktivitas dan competitiveness dari perekonomian kita," ujarnya.

Di sisi lain, Sri Mulyani menjelaskan landasan ekonomi makro terutama dari sisi fiskal memberikan kredibilitas yang mampu menarik arus modal kembali pada saat terjadi ketidakpastian.

Mengenai dolar AS, Sri Mulyani membuka jika ingin ada pembahasan terutama pada situasi yang sangat dinamis dari sisi global dan dalam negeri.

"Oleh karena itu, kita mengapresiasi untuk membahas mengenai nilai tukar dan yield surat berharga negara terutama pada situasi dinamis, baik dari sisi global maupun dalam negeri," tuturnya.