JAKARTA - RedDoorz menargetkan pencapaian maksimal pada akhir 2024 dengan rencana ekspansi hingga 4.500 properti di seluruh wilayah operasinya. Indonesia menjadi pasar terbesar dan diproyeksikan menyumbang 85% dari pertumbuhan tersebut.
Pendiri dan CEO RedDoorz, Amit Saberwal mengatakan, perusahaan telah mencapai cash-flow positif pada kuartal kedua 2024, menempatkannya pada jalur yang tepat untuk meraih profitabilitas sepanjang tahun.
Menurutnya, fokus utama RedDoorz saat ini adalah mengembangkan bisnis secara organik dan anorganik, dengan ekspansi signifikan di Indonesia dan Filipina.
Di Indonesia, RedDoorz menargetkan Bali sebagai pusat pertumbuhan, melalui brand premium mereka, The Lavana, dengan rencana menggandakan jumlah mitra villa menjadi 100 pada akhir tahun.
"Kami sangat fokus untuk mencapai profitabilitas tahun ini, didorong oleh dedikasi tim kami dan pendekatan strategis yang kuat. Potensi pasar di Indonesia dan Filipina masih sangat besar, dan kami melihat ruang pertumbuhan yang luas dengan strategi multi-brand kami. Bali, khususnya, akan menjadi fokus utama kami di Indonesia," ungkap Saberwal dalam keterangannya, Minggu, 25 Agustus.
BACA JUGA:
Untuk mencapai target tertinggi ini, RedDoorz mengandalkan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI) dalam penetapan harga dan manajemen operasional.
Sementara, Mohit Gandas, Country Director RedDoorz Indonesia, menambahkan bahwa peningkatan jumlah properti di Indonesia merupakan kunci.
Ia mengakui bahwa pemulihan pasca-pandemi untuk segmen hotel budget lebih lambat dibandingkan dengan hotel bintang tiga hingga lima, namun RedDoorz memanfaatkan kesempatan ini untuk membantu pemilik properti mengoptimalkan pendapatan melalui teknologi penetapan harga dinamis berbasis AI.
"RedDoorz menyediakan teknologi dan SDM yang dibutuhkan mitra untuk mengelola properti mereka dengan lebih efisien dan mendatangkan pendapatan melalui berbagai saluran penjualan," ujarnya. (*)