Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat penyaluran kredit di provinsi itu hingga triwulan II 2024 yang mencapai Rp108,42 triliun.

Jumlah tersebut tumbuh sebesar 7,19 persen (yoy) dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp101,15 triliun.

Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu mengatakan, berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit masih didorong oleh peningkatan nominal kredit Investasi yang bertambah sebesar Rp5,58 triliun atau tumbuh 20,67 persen (yoy), sedangkan pada Juni 2023 tumbuh 6,88 persen (yoy).

"Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali," ujarnya dikutip ANTARA, Jumat, 23 Agustus.

Berdasarkan sektornya, penyaluran kredit didominasi oleh sektor Bukan Lapangan Usaha (konsumtif) sebesar 34,68 persen dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 30,33 persen.

Kristrianti menambahkan, pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha yang bertambah sebesar Rp1,75 triliun (tumbuh 4,99 persen yoy) serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp1,43 triliun (tumbuh 4,67 persen yoy).

Sementara itu, berdasarkan kategori debitur, sebesar 52,92 persen kredit di Bali disalurkan kepada pelaku UMKM dengan pertumbuhan sebesar 7,67 persen yoy (Juni 2023: 5,33 persen yoy).

Di sisi lain, terkait dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp182,21 triliun dan melanjutkan catatan pertumbuhan dobel digit yaitu 18,29 persen yoy, walaupun tumbuh melandai dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 24,02 persen yoy.

"Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK dibandingkan Juni 2023 ditopang oleh kenaikan nominal Tabungan sebesar Rp16,03 triliun," kata Kristrianti.

Pihaknya menilai kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali posisi Juni 2024 tersebut tetap solid dan terjaga stabil didukung oleh permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang stabil, dan profil risiko yang terjaga.

"Kinerja industri jasa keuangan tersebut mendukung perkembangan perekonomian Provinsi Bali yang tumbuh sebesar 5,36 persen yoy di triwulan II tahun 2024. Selain itu, laju pertumbuhan ekonomi Bali kembali lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional yang sebesar 5,05 persen dan menempatkan Bali berada di posisi ke-7 tertinggi secara nasional," ujarnya.