JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan membubarkan PT Asuransi Jiwasraya setelah proses restrukturisasi rampung. Adapun restrukturisasi Jiwasraya disebut menjadi yang terbesar sepanjang sejarah industri asuransi.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan proses hukum terhadap kasus Jiwasraya sudah dilakukan. Secara bersamaan, pengalihan polis ke IFG Life juga dijalankan sebagai jaminan ke para nasabah.
“Bahwa yang melakukan fraud itu sudah dihukum oleh pengadilan seumur hidup. Artinya memang ini kasus hukum yang besar, yang kita proses, secara hukum diproses. Secara aksi korporasi pun diproses,” tuturnya di Kementerian BUMN, Jakarta, dikutip Jumat, 23 Agustus.
Kedua langkah penindakan itu, sambung Arya, menjadi suatu cara untuk memberikan keadilan kepada masyarakat. Terutama untuk para nasabah pemegang polis Jiwasraya.
“Dulu kan selalu dibilang orang, ‘ini ada seperti jangan-jangan biasanya hanya aksi korporasi ya? Hukumnya enggak jalan’, sekarang terbukti hukumnya jalan. Jadi keadilan masyarakat itu dapat. Di sisi lain penanganan, apalagi nasabah juga ditangani,” katanya.
Arya bilang 99,7 persen polis nasabah sudah dialihkan ke IFG Life. Jika melihat dari skalanya, Arya menilai ini jadi restrukturisasi asuransi terbesar sepanjang sejarah.
“Jadi ini adalah restrukturisasi terbesar sepanjang sejarah yang berhasil direstrukturisasi untuk asuransi. Jadi ini adalah sejarah. Sebelumnya sih kalau kita lihat pada mandek. Jadi bisa dikatakan tanggung jawab dari pemegang saham, pemerintah dalam hal ini berhasil kita lakukan,” jelasnya.
Arya bilang terkait konsep restrukturisasi, Kementerian BUMN juga sudah menyampaikannya kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Kementerian Keuangan. Termasuk juga kepada DPR RI sebagai langkah politis.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Arya mengatakan persetujuan dari otoritas, parlemen, hingga nasabah pemegang polis ini menjadi bukti konsep restrukturisasi yang ditawarkan Erick Thohir berhasil.
“Kita juga terima kasih hampir semua nasabah Jiwasraya menerima ini. Karena mungkin nasabah-nasabah itu melihat sejarah permasalahan asuransi, ini yang punya konsep paling jelas, namanya Pak Erick ini. Dan yang paling clear dalam penanganannya risetnya, belum pernah sepanjang ini,” katanya.
Menurut Arya, mayoritas nasaba ini percaya kepada formula yang ditawarkan oleh Kementerian BUMN kepada nasabah gitu.
“Penolakan tetap kita hargai, tapi sebagian besar hampir semua itu terima dengan hal tersebut,” jelasnya.