JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ungkapkan terdapat peluang dalam pemberian insentif fiskal untuk daerah-daerah yang dapat meningkatkan inklusi dan literasi keuangan masyarakat.
Airlangga menjelaskan hingga saat ini pemerintah memberikan insentif fiskal ke daerah telah dilakukan seperti untuk menangani inflasi dan kegiatan-kegiatan lain dalam peningkatan inklusi keuangan.
“Jadi kalau ini mungkin tahun depan kita bisa bahas, tentunya dengan pemerintah yang baru. Karena amplopnya ada, bisa ditolong,” ujar Airlangga saat konferensi pers dalam Gerakan Nasional Cerdas Keuangan, Kamis, 22 Agustus.
Airlangga bahkan sempat bercanda bahwa pemberian insentif tersebut bisa ditutup. "Cuman amplopnya bisa ditutup Pak," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyambut baik kabar tersebut.
“Baik terima kasih Pak Menko saya juga seneng dengernya tadi,” ujar Mahendra dalam kesempatan yang sama.
Menanggapi candaan Airlangga, Mahendra sempat berkelakar bahwa Ia dan pihaknya siap menjaga amplop atau pos pengeluaran tersebut agar dapat disalurkan.
"Kita ganjel biar enggak ketutup," ucapnya.
Sebelumnya saat memberikan pidato sambutan, Mahendra meminta dukungan pemerintah untuk dapat memberikan insentif kepada daerah-daerah yang berhasil meningkatkan literasi dan inklusi keuangan pada masing-masing daerah.
Baca juga:
“Kami mengharapkan dukungan Bapak Menko-pemerintah secara menyeluruh untuk dapat juga memberikan insentif kepada daerah-daerah yang berhasil meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di masing-masing wilayah,” ucap Mahendra dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Mahendra berharap bahwa pemerintah melalui Airlangga dapat memberikan arahan kepada OJK untuk dapat meningkatkan kontribusi dalam meningkatkan inklusi dan literasi keuangan.
Sebagai informasi, OJK telah merilis Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang menunjukkan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.