JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pembangunan pusat riset genom Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) di Sumatera Utara merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
Dalam acara Indonesia Solar Summit 2024 di Jakarta, Rabu, Luhut mengatakan pusat riset genom itu dibangun agar Indonesia dapat mengembangkan benih unggul untuk berbagai jenis tanaman pangan, seperti kentang, bawang putih, bawang merah, dan cabai.
Ini juga menurutnya penting dilakukan karena dunia saat ini menghadapi ketidakstabilan geopolitik dan perubahan iklim.
“Dan dalam waktu 2–3 tahun ke depan, kita dapat melihat benih terbaik dari kentang, bawang, cabai, dan lainnya,” ucap Luhut dikutip ANTARA, Rabu, 21 Agustus.
TSTH2 di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara dibangun sejak 2021 dan dikelola oleh Institut Teknologi Del.
Selain untuk menciptakan bibit unggul tanaman hortikultura, TSTH2 juga akan menjadi laboratorium pengembangan tanaman herbal.
Dalam pengembangan TSTH2, Indonesia bekerja sama dengan Beijing Genomic Institute.
Menurut Luhut, China telah berhasil memproduksi obat-obatan herbal sendiri dari tanaman langka.
Luhut, dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah dengan Kementerian Dalam Negeri pada 5 Agustus, mengatakan bahwa pada tahap awal akan ditanam tanaman herbal dari berbagai macam tanaman langka Indonesia di tanah seluas 5 hektare.
TSTH2 itu akan menjadi tempat pengembangan tanaman herbal menggunakan teknologi genomik atau rekayasa genetika, dengan tujuan menghasilkan obat-obatan herbal yang sesuai standar.
BACA JUGA:
Berdasarkan data Riset Tumbuhan Obat dan Jamu oleh Kementerian Kesehatan, terdapat 32.013 ramuan pengobatan tradisional dan 2.848 spesies tumbuhan yang telah teridentifikasi sebagai tumbuhan bahan obat tradisional.
Saat ini, pembangunan TSTH2 tengah memasuki tahap 2, dan direncanakan diresmikan pada bulan depan.