Ombudsman Minta Menko Airlangga Gelar Rapat untuk Tunda Rencana Impor Beras
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Foto: Twitter @airlangga_hrt)

Bagikan:

JAKARTA - Rencana impor beras yang akan dilakukan Kementerian Perdagangan di tahun ini menjadi polemik. Ombudsman RI menilai stok beras nasional Indonesia saat ini masih relatif aman. Pihaknya menilai tidak perlu melakukan impor 1 juta ton beras dalam waktu dekat.

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengatakan pihaknya tak bisa melarang pemerintah terkait impor beras ini. Namun, Ombudsman meminta agar rencana ini dikaji dengan cermat sebelum akhirnya diambil keputusan.

Menurut Hendra, keputusan impor beras harus didukung sejumlah data yang valid. Sebab, komoditas ini memiliki dampak yang luas dari sisi ekonomi, sosial, maupun politik. Karena itu, Hendra mengimbau pemerintah dalam hal ini Menko Perekonomian Airlangga Hartarto untuk menelaah hasil panen sebelum memilih opsi impor beras.

"Ombudsman meminta Kemenko Perekonomian gelar rakornas untuk menunda keputusan impor, bukan melarang impor, hingga menunggu perkembangan panen dan pengadaan Bulog paling tidak sampai awal Mei 2021," tuturnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 24 Maret.

Sebelumnya, kata Hendra, pihaknya telah mendatangi Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk meminta informasi terkait stok beras nasional yang dinilai perlu dikhawatirkan karena minim distribusi.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, stok beras yang dimiliki Perum Bulog pertengahan Maret 2021 ini angkanya mencapai sekitar 883.585 ribu ton. Dengan rincian 859.877 ribu ton stok cadangan beras pemerintah (CBP), 23.700 ton stok beras komersil.

Dari jumlah CBP yang sekitar 859.000 ton, kata Hendra, terdapat stok beras potensi turun mutu sekitar 400.000 ton. Sehingga stok beras yang layak konsumsi di sana kurang dari 500.000 ton, atau sekitar 20 persen dari kebutuhan rata-rata beras nasional tiap bulan yang sekitar 2,5 juta ton.

Meski begitu, Hendra mengingatkan bahwa stok beras tak hanya disimpan di gudang milik Perum Bulog saja. Masih merujuk pada data Kemendag per Februari 2021, stok beras di lumbung pangan masyarakat tersedia 6,3 ribu ton.

Sementara stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) angkanya mencapai sekitar 30,6 ribu ton, hotel restoran dan kafe (horeka) 260,2 ribu ton, dan di rumah tangga 3,2 juta ton. Jika dijumlahkan, stok beras nasional total hampir mencapai 6 juta ton.

Karena itu, kata Hendra, stok beras dalam negeri berada dalam kondisi memadai. Bahkan stok beras akan melebihi kebutuhan karena akan memasuki musim panen raya. Sehingga, stok beras nasional hingga April 2021 diperkirakan bakal mencapai 14,54 juta ton.

Merujuk pada data badan pusat statistik (BPS), potensi produksi periode Januari hingga April 2021 diperkirakan meningkat 3,08 juta ton atau 26,84 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 11,46 juta ton.

Sementara potensi luas panen padi pada subround Januari hingga April 2021 mencapai 4,86 juta hektare. Naik sekitar 1,02 juta hektare atau 26,53 persen jika dibandingkan subround Januari hingga April 2020 sebesar 3,84 juta hektare.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia dan Thailand akan menandatangani MoU jual-beli beras Thailand sebanyak 1 juta ton pada akhir Maret 2021. Isu impor beras memperburuk keadaan lantaran menjelang musim panen dan hasil panen petani yang kurang optimal.

Terkait