Bagikan:

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan sejumlah tantangan yang hadapi oleh industri hulu migas.

Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko mengungkapkan, hal yang saat ini dihadapi oleh bisnis hulu migas adalah banyaknya tenaga welder atau tukang las yang belakangan 'dibajak' negara lain.

Hal ini kemudian menyebabkan tertundanya beberap proyek seperti Proyek Forel Baronang

"Yang susah sekarang welder. Kami terdelay semacam proyek besar seperti Forel ternyata werdel kita juga dibajak," ujarnnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 7 Agustus.

Sebelumnya, Rudi menyebut beberapa tenaga ahli dalam negeri juga 'digondol' oleh pihak asing untuk mengerjakan berbagai proyek migas.

"Jadi yang diambil ke luar negeri tuh bukan hanya engineer tapi tenaga terampil kita juga dibajak," sambung Rudi.

Meski demikian Rudi memastikan pihaknya telah melakukan kerja sama pelatihan dengan Solo Tekno Park.

Dengan pelatihan tersebut, ia memastikan, akan aada tenaga welder baru yang dapat menopang kegiatan pengeboran di hulu migas.

"Sudah ada KKKS yang kerja sama dengan Solo Tekno Park seperti Pertamina dan lain-lain. Artinya tidak masalah. Engga apa-apa diambil mereka. Kita buat yang baru. Jadi mengurangi pengangguran," pungkas Rudi.