Bagikan:

JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai, beberapa sektor di Tanah Air masih kurang mendapat investasi terutama pada sektor ekonomi hijau.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menyampaikan beberapa sektor di Indonesia masih kurang mendapat investasi atau under investment terutama pada sektor ekonomi hijau.

“Saat ini yang masih under investment adalah sektor-sektor yang berhubungan dengan sektor hijau,” kata Shinta kepada wartawan, Senin, 29 Juli.

Menurut Shinta, potensi pembiayaan di sektor hijau terbilang sangat tinggi dan banyak investor di sektor hijau yang ingin masuk ke dalam sektor tersebut.

“Walaupun potensi sangat besar, mungkin lebih banyak didorong karena sangat terbatas,” jelasnya

Shinta menjelaskan Apindo memproyeksikan potensi sektor ekonomi hijau di Indonesia dapat mencapai Rp593 triliun hingga Rp638 triliun pada 2030.

Selain itu, Shinta menyampaikan sektor ekonomi hijau dapat menciptakan lapangan kerja sebesar 7-10 kali lipat dengan investasi konvensional.

Menurut Shinta sektor hilirisasi turut mendorong realisasi investasi. Namun agar hilirisasi tidak hanya dilakukan pada mineral tapi juga sektor lain.

“Juga hilirisasi pertanian, perikanan, dan lain-lain harus jadi perhatian kita,” ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan realisasi investasi semeter I-2024 mencapai Rp829,9 triliun. Angka tersebut meningkat 22,3 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Mengacu pada data Kementerian Investasi, pada periode tersebut yang paling banyak dikucurkan adalah penanaman modal asing (PMA) dengan nominak mencapai Rp421,7 triliun atau naik 16,1 persen secara tahunan.

Sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN), sambung Bahlil, mencapai Rp408,2 triliun atau naik 29,1 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

“Alhamdulillah satu semester sekarang mencapai Rp829,9 triliun, tumbuh 22,3 persen. Dengan target Rp1.650 trliun sekarang kita sudah 50,3 persen. Jadi siapa yang jadi penurus saya, dia tinggal mencari 49,7 persen,” kata Bahlil dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II dan Semester I Tahun 2024, di kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Senin, 29 Juli.

Bahlil mengungkapkan, dengan realisasi investasi tersebut, Kementerian Investasi mencatat sebanyak 1.225.042 orang tenaga kerja telah terserap sepanjang semester I-2024 ini.

Dia mengatakan, realisasi investasi pada semester I-2024 tadi paling banyak menyasar daerah-daerah di Luar Jawa.

Porsinya mencapai 50,2 persen di Luar Jawa dan 49,8 persen di Pulau Jawa.

Rinciannya, investasi di Luar Jawa mencapai Rp416,2 triliun.

Angka tersebut meningkat 17,3 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara, sambung Bahlil, investasi di Pulau Jawa mencapai Rp413,7 triliun. Angka ini meningkat 27,8 persen dari semester I-2023 lalu.

“Jawa dan luar Jawa tahun 2023, di semester I-2023 itu 52,3 persen. Sekarang 50,2 persen, memang ini harus kita pacu lagi, terutama tol-tol di Jawa, Jawa Barat dan Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY itu cukup berdampak luar biasa terhadap pertimbangan daripada investor. Karena masuk cost logistiknya jauh lebih murah,” jelasnya.