Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah sudah menyiapkan beberapa strategi agar perekonomian dan pendapatan per kapita di semua wilayah Indonesia merata agar terlepas dari middle income trap.

Airlangga menyampaikan untuk meningkatkan pendapatan per kapita di semua wilayah Indonesia. Salah satunya dengan mendorong sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Ya tentu ekonomi sektornya harus didorong terutama untuk UMKM kemudian sektor jasa harus didorong,” tutur Airlangga kepada awak media, Rabu, 24 Juli.

Airlangga mencontohkan beberapa kota seperti Jakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan Sumatera Selatan sudah memiliki pendapatan per kapita yang tinggi.

“Kita kan melihat berbagai daerah Indonesia ada yang pendapatannya tinggi, seperti Jakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, sebagian Sumatera Selatan, ya itu harus kita ratakan pertumbuhannya,” ungkapnya.

Sebelumnya, Airlanga menyampaikan pemerintah sedang menyiapkan berbagai cara agar tiap daerah lepas dari middle income trap.

Oleh sebab itu, Airlangga mengungkap jika Indonesia ingin lepas dari middle income trap dapat melihat dan mencontoh seperti Jakarta untuk lolos dari jebakan kelas menengah atau middle income trap.

"Indonesia pendapatan per kapita akhir tahun ini sekitar 5.000 dolar AS, kalau kita lihat per provinsi jakarta sudah lolos middle income trap, jakarta pendapatan per kapitanya 21.000 dolar AS, jadi kalau Indonesia ingin lolos middle income trap lihat jakarta," jelasnya dalam sambutannya Memorial Lecture: Mengenang Visi BJ Habibie, yang dipantau daring, Selasa, 23 Juli.

Airlangga menyampaikan pendapatan per kapita di Jakarta menyentuh 21.000 dolar AS. Angka ini di atas rentang pendapatan kelas menengah sebesar 4.000 dolar AS hingga 12.500 dolar AS yang dibuat OECD.

Selain itu, Airlangga menambahkan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara juga lolos dari middle income trap. Oleh sebab itu, provinsi tersebut dapat dijadikan contoh agar provinsi lainnya di Indonesia bisa terlepas dari middle income trap.

"Jadi kita bisa melihat, berbagai provinsi di Indonesia menjadi contoh bagaimana provinsi lain agar mengerek (perekonomian) secara nasional bisa lolos middle income trap,” tuturnya.

Selain pendapatan per kapita, Airlangga juga menyampaikan tantangan tantangan untuk keluar dari middle income trap perlu dilalui dengan pertumbuhan ekonomi di rentang 6 persen-7 persen dan dengan investasi rata-rata tumbuh 7 persen.

“Pak Prabowo, presiden terpilih, menyebut pertumbuhan ekonomi kita bisa mencapai 8 persen di tahun ketiga, keempat, dan kelimanya (memimpin). Ini menjadi tantangan kita semua, kemudian kita juga, tantangan untuk keluar dari middle income trap 6 persen-7 persen ke depan,” ujarnya.

Airlangga menyampaikan jumlah penduduk Indonesia saat ini sebesar 270 juta jiwa dengan pendapatan per kapita sekitar 5.000 dolar AS. Nantinya, pada 2045, dengan penduduk sebesar 320 juta jiwa berharap pendapatan per kapita Indonesia dapat mencapai 26.000 dolar AS hingga 30.000 dolar AS.

“Syaratnya kita harus punya human resource yang kuat, membuat strategi kebijakan. Salah satunya dengan tiga engine of growth,” imbuhnya.