JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra meyakini pendapatan perusahaannya bisa mencapai 3 miliar dolar AS atau Rp48,9 triliun (asumsi kurs Rp16.300 per dolar AS).
Jumlah tersebut naik tipis dari posisi tahun 2023 yang sebesar 2,9 miliar dolar AS.
Pada kuartal I-2024, sambung Irfan, pendapatan yang dicatatkan Garuda sebesar 411 juta dolar AS.
Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibanding posisi yang sama di tahun lalu.
“Kalau lihat trennya, ini mestinya angka di atas 3 miliar dolar AS sebagai pendapatan lebih mudah bisa kita capai,” tutur Irfan dalam rapat dengan Komisi VI DPR, dikutip Kamis, 4 Juli.
Namun, Irfan mengaku, tidak pede pendapatan tersebut bisa dicapai jika tidak menambah jumlah armada pesawat.
Bahkan, dia bilang, pendapatan perseroan bisa babak belur jika target penambahan armada tidak bisa tercapai.
“Kalau kita tidak nambah pesawat, berdarah-darah kita untuk naikkin (pendapatan). Kerja kita terlalu keras. Tapi kalau kita nambah (pesawat), kebanyakan masalah juga. Jadi ini memang mesti sangat konservatif, sangat hati-hati,” jelasnya.
Irfan bilang, pihaknya menargetkan penambahan armada pesawat sebanyak 8 unit baru di tahun ini.
Terdiri dari empat unit wide body, dan empat unit narrow body.
Termasuk satu unit yang sudah berkontrak tahun lalu. Sehingga total penambahan armada menjadi 9 unit.
“Tahun lalu kita dapat tambahan 4. Tahun ini kita rencanakan 8+1. Satu ini yang sebenarnya tahun lalu dapat approval 5, tetapi belum kita adakan. Jadi (penambahan) 8+1,” tuturnya.
BACA JUGA:
Garuda Indonesia tercatat memiliki 71 pesawat hingga akhir 2023, tersiri dari 41 pesawat narrow body, dan 30 pesawat wide body.
Rinciannya, Boeing 737-800NG sebanyak 41 unit, Airbus 330 Series sebanyak 22 unit, dan Boeing 777-300ER sebanyak 8 unit.