Bagikan:

JAKARTA - Seluruh anggota tim bulu tangkis Indonesia, baik atlet, pelatih maupun ofisial, dipaksa mundur dari turnamen bergengsi Yonex All England 2021. Alasannya, karena para pemain Indonesia sempat berada dalam satu penerbangan dari Istanbul ke Birmingham dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 pada Sabtu 13 Maret lalu.

Hal ini sontak membuat marah masyarakat Indonesia, khususnya penggemar olahraga tepok bulu ini. Bagaimanapun, All England adalah turnamen terakbar yang menjadi tolok ukur kesuksesan para pebulutangkis.

Badminton World Federation (BWF), dinilai sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dipaksanya Indonesia mundur dari All England, kejadian kurang mengenakkan bagi bangsa Indonesia. Netizen Indonesia pun ramai-ramai melancarkan "serangan" protes di akun media sosial federasi bulutangkis dunia tersebut.

Hingga berita ini dibuat, di akun Instagram @bwf.official misalnya, ada 20.702 komentar unggahan BWF perihal dipaksa mundurnya Indonesia dari All England. Hingga akhirnya BWF pun membatasi jumlah komentar di unggahan tersebut.

Di akun Twitter @bwfmedia juga tak kalah ramai. Posting-an BWF perihal dipaksa mundurnya pemain Indonesia dari All England 2021 di-retweet 1.500 kali.

Jika berbicara BWF, sekarang federasi bulutangkis dunia ini diketuai oleh Poul-Erik Hoyer Larsen. Dia adalah mantan pebulutangkis hebat asal Denmark yang meraih kesuksesan di tahun 1985 hingga 2000-an awal

Pria kelahiran 20 September 1965 silam di Kota Helsinge tersebut meraih gelar internasional pertama ketika menjuarai Czechoslovakian Open pada 1985 silam. Setelah itu ia meraih sederet gelar IBF World Grand Prix mulai dari French Open, Dutch Open, Denmark Open, German Open, Poona Open, Swiss Open, Russia Open, Carlton Inter-sport Cup, hingga U.S. Open.

Larsen juga pernah menduduki peringkat pertama dunia berdasarkan penghitungan BWF pada masanya. Puncaknya, Larsen turut bertarung di tiga Olimpiade berbeda, yakni tahun 1992 Barcelona, 1996 di Atlanta, dan 2000 di Sydney.

Olimpiade 1996 Atlanta menjadi edisi paling dikenang Larsen. Pasalnya, ia mampu merengkuh medali emas usai mengalahkan Dong Jiong (China) dengan skor 15-12, 15-10.

Setelah pensiun pasca Olimpiade Sydney 2000, sosok Larsen kembali muncul pada 2007 di mana ia ditunjuk menjadi Wakil Presiden Federasi Bulutangkis Denmark.

Lantas di 2010, Larsen pun dipercaya untuk menjabat sebagai Presiden Federasi Bulutangkis Eropa. Jabatannya pun hanya berjalan hampir tiga tahun.

Pasalnya, Larsen mencalonkan diri maju sebagai Presiden BWF pada 2013, bersaing dengan wakil Indonesia Justin Suhandinata.

Larsen pun berhasil terpilih menggantikan Kang Young-Joong (Korea Selatan) usai mendapat suara sebanyak 145, sedangkan Justin hanya merengkuh 120 suara saja.

Lalu Maret 2017, Larsen kembali terpilih sebagai Presiden BWF untuk periode kedua yang akan dijabat empat tahun ke depan.

Sebagai salah satu pemain tersukses dalam dunia olahraga bulutangkis, tentu Larsen punya kekayaan yang melimpah. Thecelebnetworths memperkirakan, pria 54 tahun ini telah mengumpulkan kekayaan senilai 31 juta dolar AS.

Jika dirupiahkan dengan kurs Rp14.400 per dolar AS, maka kekayaan Larsen mencapai Rp446,4 miliar. Namun situs ini menjelaskan bahwa tidak banyak atlet yang melaporkan harta kekayaannya layaknya seorang konglomerat.

Meski begitu, jika melihat apa yang sudah diraih Larsen selama ini, angka tersebut adalah hal yang masuk akal. Rata-rata hadiah yang diterima seorang pebulutangkis dalam suatu turnamen besar berkisar antara ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Belum lagi, gaji dan bonus yang diterima seorang pemain. Terlebih, Larsen juga punya pendapatan tetap dari jabatannya sebagai Ketua BWF, di mana menurut networthpedia, duit yang ia dapatkan di tahun 2020 lalu mencapai 250.000 dolar AS, atau sekitar Rp3,6 miliar. Luar biasa bukan?

Sebagai perbandingan, legenda bulutangkis Malaysia Lee Chong Wei sempat disebut-sebut memiliki kekayaan yang jumlahnya mencapai 75 juta dolar AS atau setara Rp1,05 triliun pada 2016 lalu. Jadi, bukan tidak mungkin Larsen memiliki harta ratusan miliar hasil dari kariernya di dunia tepok bulu.