Perseteruan Panjang Indonesia dengan Presiden BWF yang Dianggap Biang Mundurnya Tim Garuda dari All England
Poul-Erik Høyer Larsen (Twitter @Goodminton)

Bagikan:

JAKARTA - Tim Indonesia dipaksa mundur dari All England 2021. Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menegaskan dalam siaran pers resminya, keputusan mundur Indonesia tidak bisa diubah.

Bicara tentang BWF, berarti kita harus mengenal siapa presidennya. Ya, dia adalah Poul-Erik Høyer Larsen. Ternyata, pria ini punya rekam jejak 'perseteruan' yang panjang dengan Indonesia.

Lahir 20 September 1965, Høyer Larsen adalah pensiunan pemain bulu tangkis Denmark yang memenangkan gelar tunggal internasional utama pada tahun 1990-an. Dia termasuk di antara pemain bulu tangkis hebat Denmark. 

Pada tahun 2014, Høyer Larsen menjadi anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC), dia telah menjadi anggota dewan Komite Olimpiade Denmark sejak 2005. 

Høyer Larsen berkompetisi di tiga Olimpiade Musim Panas. Di Barcelona 1992 dia dikalahkan di perempat final oleh tunggal putra Indonesia Ardy Wiranata. Ini 'perseteruan' pertama Høyer Larsen dengan Indonesia.

Di Atlanta 1996 ia memenangkan medali emas di tunggal putra setelah mengalahkan Dong Jiong di final. Pada Olimpiade Musim Panas 2000 di Sydney dia kalah di babak pembukaan.

Dia juga memenangkan dua Kejuaraan Bulu Tangkis Terbuka All-England pada tahun 1995 dan 1996, dan Kejuaraan Bulu Tangkis Eropa pada tahun 1992, 1994 dan 1996. 

Meski begitu, dia pernah takluk dari tim Indonesia di final Piala Thomas 1996. Ini perseteruan kedua.

Høyer Larsen menjadi Presiden Bulu Tangkis Eropa pada tahun 2010. Pada bulan Februari 2007 dia dinominasikan sebagai Wakil Presiden dari Danmarks Badminton Forbund. 

Pada 18 Mei 2013 Høyer Larsen terpilih sebagai Presiden Federasi Bulu Tangkis Dunia. Kala itu, dia bersaing dengan wakil Indonesia Justin Suhandinata. Inilah yang menjadi 'perseteruan' ketiga.

Meski kalah, saat itu, Justin mengaku sudah berjuang semaksimal mungkin dengan keliling lima benua dalam mencari dukungan. Dirinya juga menyampaikan selamat atas terpilihnya Høyer Larsen. Sangat sportif.

"Saya lihat kawasan Eropa sangat kompak dalam memberikan dukungan untuk Poul-Erik dan ia juga mendapat dukungan dari sebagian negara-negara Amerika Serikat," kata Justin kala itu.

Kini, nama Høyer Larsen muncul lagi ke permukaan menyusul insiden tim Indonesia yang dipaksa mundur dari All England 2021. 

Keputusan tersebut diambil setelah adanya temuan kasus positif COVID-19 pada salah satu penumpang pesawat dalam satu penerbangan dengan tim Merah Putih. 

Padahal para pemain Merah Putih menyapu bersih kemenangan di empat pertandingan pada hari pertama All England.

Empat wakil Garuda sudah memainkan laga pertama mereka dan memetik kemenangan. Tunggal putra unggulan kelima Jonatan Christie mengalahkan pemain Thailand Kunlavut Vitidsarn dengan skor 21-13, 24-22.

Kemudian, ganda putra unggulan pertama Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo alias The Minions menang rubber game 21-12, 19-21, 21-9 melawan pasangan tuan rumah Matthew Clare/Ethan Van Leeuwen.

Ganda putra unggulan kedua Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan juga unggul atas wakil tuan rumah Ben Lane/Sean Vendy lewat laga rubber game dengan skor 21-18, 19-21, 21-19.

Sementara itu, ganda putri unggulan ketiga Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih kemenangan setelah lawannya, pasangan Jerman Kilasu Ostermeyer/Franziska Volkmann, mengundurkan diri (walkover).