JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali mendukung Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) untuk melakukan langkah tindak lanjut.
Salah satunya mempertanyakan ke BWF internasional dan federasi Asia terkait dipaksa mundurnya tim Indonesia berlaga di All England.
"Supaya orang tau bahwa kita tidak tinggal diam, kita merasakan perlakuan tidak adil kepada tim kita," ujar Menpora Amali dalam konferensi pers secara virtual, Kamis 18 Maret.
"Misalnya, kita anggap ada indikasi tentang tidak fair dan tidak adil kemudian kita biarkan maka kita akan dianggap lemah. Kita akan diperlakukan sama kalau ada event lagi yang seperti ini," sambungnya geram.
Menpora mengatakan, pihaknya tidak langsung menyatakan keberatan kepada penyelenggara All England. Akan tetapi terus berkomunikasi ke PBSI untuk disampaikan ke BWF. Serta komunikasi ke duta besar yang ada di London untuk dikoordinasikan dengan kementerian luar negeri.
PBSI, menurut Amali, harus mendalami soal alasan didesak mundurnya pemain bulu tangkis dari Indonesia. Amali menilai federasi penyelenggara dalam hal BWF tidak bisa lepas tangan.
BACA JUGA:
Hal ini berkaitan juga dengan persoalan ada pemain lain yang diperbolehkan untuk berlaga, meskipun berada dalam satu pesawat dengan tim Indonesia.
"Saya tegaskan bahwa panitia All England dibawah supervisi BWF. Maka yang harus kita pertanyakan dan tentu yang tanya itu federasi kita didalam (PBSI.red). Saya mendorong PBSI mempertanyakan baik ke federasi internasional maupun federasi asia," tegas Amali.
Apalagi, tambah Amali, Presiden BWF Asia adalah orang Indonesia yakni Anton Subowo. Dimana seharusnya ia juga ikut mengklarifikasi persoalan ini.
"Jangan sampai kejadian ini didiamkan karena peserta dari Indonesia terima saja, diperlakukan apa diam saja, maka yang akan datang mereka akan seenaknya aja memperlakukan Indonesia," ucap Amali.
"Saya minta dan dorong PBSI klarfikiasi dan mempertanyakan itu. Tidak bisa BWF buang badan bahwa (menyebut, red) ini ketentuan yang ada di Inggris," tandasnya.