Bagikan:

JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo, menanggapi keterlambatan tim medis menangani tunggal putra China, Zhan Zhi Jie, yang membuat nyawa sang atlet melayang.

"Kami sudah koordinasi dengan PBSI dan kami Kemenpora bisa dibilang melakukan insvetigasi. Bagaimana persiapan dengan medis dan daruratnya," ujar Dito saat ditemui di GOR Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Rabu, 3 Juli 2024.

Pebulu tangkis berusia 17 tahun itu jatuh ke lantai dan kejang-kejang saat bertanding melawan tunggal putra Jepang, Kazuma Kawamo, pada babak penyisihan Badminton Asia Junior Championships 2024 di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu, 30 Juni 2024.

Zhang baru mendapatkan pertolongan pertama setelah sekitar 40 detik sejak jatuh. Soalnya, tim medis harus menunggu izin dari referee dulu untuk bisa mengangani Zhang sesuai dengan peraturan BWF.

Tim medis juga menghabiskan waktu selama satu menit 20 detik dari pertama kali masuk lapangan dan kemudian memutuskan membawa sang atlet ke rumah sakit.

Menpora menangatakan bahwa ke depan pihaknya akan memberikan ketegasan kepada penyelenggara acara agar medis perlu cepat tanggap atas insiden darurat biar hal serupa tidak boleh terulang kembali.

"Walaupun ada penjelasan (tim medis masuk) harus (menunggu) keputusan referee, ini sedang kami lihat dari seluruh sudut pandang agar bisa ditemukan kesalahan itu karena apa," ujar dia.

Kejadian ini juga kemudian semakin memanas setelah BWF secara resmi mengeluarkan pernyataan mereka pada Selasa, 2 Juli 2024.

Dalam pernyataan itu, BWF menyatakan kewenangan instruksi penanganan kondisi medis darurat ada di pihak penyelenggara turnamen.

Menpora pun buka suara atas pernyataan yang dinilai ada kesan cuci tangan dari induk bulu tangkis dunia itu dan mau melimpahkan masalah ini ke Federasi Bulu Tangkis Asia (BAC) dan Komite Penyelenggara Lokal.

"Pastinya saya rasa sudah menjadi suatu risiko, di mana penyelenggara lokal yang harus selalu merespons pertama itu bagaimana. Ini sekarang yang sedang kami investigasi. Bagaimana bisa, ini kok medis terkesan ada jeda yang lumayan lama," katanya.

Zhang sempat dibawa ke rumah sakit berjarak kurang lebih 4,7 kilometer dari lokasi acara. Perjalanan itu memakan waktu kurang lebih selama 10 menit.

Di rumah sakit, Zhang mendapat perawatan medis sebelum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengumumkan nyawa sang atlet tidak tertolong pada Minggu malam harinya.