JAKARTA - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni mengajukan suntikan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp500 miliar bersumber dari cadangan investasi.
Dana tersebut akan digunakan untuk pembelian kapal baru.
Direktur Utama Pelni Tri Andayani mengatakan, 46 persen kapal penumpang yang dimiliki Pelni sudah berumur 30 tahun.
Karena itu, PMN ini dibutuhkan untuk mengganti kapal yang harus pensiun.
“Kami mengusulkan PMN 2024 sebesar Rp500 miliar untuk pembelian satu unit kapal baru new building untuk menggantikan satu dari 12 kapal penumpang kami yang pada 2023 ini telah melewati umur teknisnya 30 tahun,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Selasa, 2 Juli.
Andayani mengatakan, berdasarkan hitung-hitungan pihaknya kebutuhan dana untuk membeli satu unit kapal baru mencapai Rp1,5 triliun.
Sisanya, akan dimohonkan pada PMN tahun anggaran 2025 mendatang.
“Sedangkan kekurangannya sebesar Rp1 triliun akan kami usulkan pada PMN tahun anggaran 2025,” tuturnya.
Dia menegaskan, proses pembuatan kapal nantinya akan dibuka skema lelang.
Termasuk membuka peluang bagi perusahaan asal luar negeri dan dalam negeri.
“Ini belum (diputuskan) kan proses desain, kemudian nanti kita buka proses bidding, bidding kita buka semua, dalam dan luar negeri,” katanya.
Di sisi lain, lanjut Andayani, pembaruan kapal menjadi penting untuk efisiensi biaya operasional karena kapal-kapal tua membutuhkan biaya besar dari sisi perawatannya.
BACA JUGA:
Selain itu, sambung dia, pengoperasian kapal tua juga memiliki risiko kerusakan tinggi selama digunakan. Termasuk juga mengancam keselamatan dari ribuan penumpang.
“Urgensi alokasi PMN adalah inefisiensi biaya operasional semakin tinggi usia kapal maka semakin tinggi biaya repair maintenance services,” tuturnya.
“Sebenarnya ini begini, kalau kita muda-kan lagi kapal-kapal ini, kita replacement, maka dengan sendirinya nanti akan terjadi efisiensi dari sisi nilai PSO dari pemerintah karena beban biaya bahan bakar tentu tidak akan seboros dengan kapal-kapal tua yang saat ini ada,” pungkas Andayani.