Bagikan:

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bercerita dinamika proses pembangunan smelter PT Freeport Indonesia, di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.

Bahlil bilang pembangunan smelter Freeport tersebut merupakan perjalanan panjang. Dia mengatakan pembangunan smelter sebagai pemenuhan komitmen tatkala kontrak karya (KK) Freeport berubah menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK) di 2018.

Lebih lanjut, Bahlil mengatakan pembangunan smelter ini tidak mudah karena berubah-ubah lokasinya. Bahkan, smelter tersebut sempat ingin dipindah ke Maluku Utara.

“Saya tahu betul membangun smelter ini tidak gampang. Ini sempat mau digeser ke Maluku Utara, dinamikanya minta ampun,” tuturnya dalam peresmian operasi Smelter Gresik dikutip dari YouTube Freeport Indonesia, Kamis, 27 Juni.

Bahlil bilang dinamika tersebut tak berhenti di situ. Semelter yang direncanakan dibangun di Gresik ini pun mendapat protes dari masyarakat Papua. Alasannya, mereka ingin hasil bumi dari tambang di Papua harus dibangun juga di tanah Papua.

“Papua juga meminta kenapa copper dari Papua dibangun di Jawa timur, itu juga dinamikanya minta ampun,” katanya.

Setelah dinamika panjang, sambung Bahlil, pada 2021, akhirnya diputuskan smeter akan dibangun di Gresik, Jawa Timur. Namun, proses pembangunannya sempat tertunda karena pandemi COVID-19.

“Waktu 2021 kita putuskan segera membangun, COVID-19, dan hari ini sama-sama kita bisa menyaksikan dengan prosesi commisioning operasi (di Gresik),” ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah meresmikan smelter tembaga kedua milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, hari ini. Smelter tersebut bisa menghasilkan 60 ton dan tembaga 220 ton per tahunnya.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan bahwa smelter yang baru diresmikan tersebut berhasil diselesaikan dalam kurun waktu lima tahun. Dimana selama 1,5 tahun dipakai untuk pematangan lahan.

“Alhamdulillah, kita bisa meresmikan operasional PTFI yang cukup challenging meyelesaikannya,” tuturnya dalam peresmian operasi Smelter Gresik dikutip dari YouTube Freeport Indonesia, Kamis, 27 Juni.

“Bisa kita capai, bisa kita tepati sesuai jadwal tidak lain dan tidak bukan berkat dukungan semua pihak,” sambungnya.

Tony juga bilang smelter yang baru diresmikan tersebut merupakan smelter single line terbesar yang ada di dunia dan memiliki kapasitas produksi hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga. Sementara, output dari smelter ini menghasilkan 600.000 sampai 700.000 katoda tembaga.

“Juga bisa dimurnikan di sini pada bulan Desember nantinya lumput anoda yang akan menghasilkan emas dan perak serta beberapa logam lainnya, jumlah emasnya kira-kira 50 hingga 60 ton, peraknya 220 ton per tahun,” tuturnya.