Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan jika progres pembangunan industri pemurnian atau smelter tembaga di di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik Jawa Timur telah mencapai 76 persen. Ia memperkirakan hingga akhir tahun ini pembangunan konstruksi fisik bisa diselesaikan.

"Akhir Agustus sudah 76 persen dan akhir tahun ini konstruksi selesai dan bulan Mei 2024 bisa mulai beroperasi," ujar Tony kepada awak media saat ditemui di Jakarta, Selasa, 27 September.

Terkait perpanjangan kontrak, Toni menegaskan jika perpanjangan kontrak Freeport tidak berkaitan dengan progres pembangunan smelter.

"Sebenarnya sih tidak bergantu pada itu (pembangunan smelter), jadi kalau mau perpanjang sih ya perpanjang aja," ujar Tony singkat.

Asal tahu saja, kontrak karya PT Freeport Indonesia dari seharusnya berakhir pada 2021 menjadi lebih panjang lagi yakni tahun 2041

Terkait pembangunan smelter di Papua, Tony menjelaskan jika pihaknya belum membicarakan detail pembangunan dengan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

"Itu belum ada detail pembicaraan Bapak Menteri Investasi," pungkas Tony.

Sebelumnya Bahlil mengatakan pemerintah mewajibkan PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk membangun pabrik pemurnian dan pengolahan mineral logam atau smelter konsentrat di Papua.

Menurut Bahlil, hal tersebut merupakan salah satu syarat dari pemerintah untuk memperpanjang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Diketahui sebelumnya, syarat lainnya adalah memberikan 10 persen saham PTFI kepada perusahaan milik negara melalui induk holding BUMN tambang, Mind ID.

"Kita minta harus ada smelter satu di Papua. Kenapa? Itu menyangkut kedaulatan dan harga diri orang Papua juga, jangan kita ditipu-tipu terus," ujar Bahlil Jumat, 30 Juni.

Namun demikian, Bahlil belum bisa memastikan lokasi pasti dari pendirian smelter konsentrat tersebut. Ia pun menyebutkan beberapa daerah yang memungkinkan untuk pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan, seperti Fakfak, Papua Barat ataupun Timika, Papua Tengah.