Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan dirinya pernah diacuhkan perusahaan tambang, PT Freeport Indonesia terkait pembangunan smelter di Indonesia.

Jokowi bilang dirinya pernah meminta Freeport untuk membangun smelter saat perusahaan itu belum diambil alih Indonesia.

"Dulu Freeport bertahun-tahun saya perintah untuk membuat smelter saja untuk industrialsasi tapi tidak pernah didengarkan. Tapi begitu Freeport sekarang 51 persen menjadi milik BUMN, tahun lalu smelter langsung dibangun karena mayoritas sudah menjadi milik kita," ujar Jokowi dalam acara Silatnas dan Ultah ke-19 Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat, Jumat 5 Agustus.

Jokowi juga yakin, harta karun yang dimiliki PT Freeport Indonesia itu bisa 20 kali lipat dari jumlah yang ada saat ini.

"Nanti kita lihat dari tembaga ini akan di-smeltering ini akan dapat berapa miliar, kita belum tahu. Tapi saya meyakini bisa lipat juga sama, 20 kali yang biasanya kita kirim," ujarnya.

Terkait progres pembangunan smelter di Gresik, saat ini, sudah terdapat 10.500 titik tiang pancang serta berlangsung pula pengecoran (concrete pouring) untuk fondasi struktur dan secara keseluruhan progres pembangunan telah mencapai 34,9 persen.

Guna mendukung pembangunan smelter tersebut dilakukan rekrutmen pekerja konstruksi sebanyak 3.500 orang, yang terdiri dari 98% tenaga kerja Indonesia, 50 persen diantaranya tenaga kerja lokal Jawa Timur. Hal ini diharapkan untuk menjaga akselerasi progres tersebut sedini mungkin.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dalam pembangunan smelter terdapat ekspansi kapasitas pada smelter eksisting sebesar 0,3 juta dmt/tahun oleh PT Smelting, serta pengolahan logam berharga (precious metal refinery) yang mencapai 6.000 ton/tahun.

PTFI sendiri menyiapkan investasi pada belanja modal (capital expenditure) sebesar 3 miliar dolar AS untuk proyek pembangunan smelter tersebut.