JAKARTA - Fasilitas pemurnian tembaga atau smelter PT Freeport Indonesia di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur sudah resmi beroperasi. Total investasi proyek smelter tersebut mencapai Rp58 triliun.
“Total investasi yang sudah kita keluarkan untuk proyek ini adalah 3,7 miliar dolar atau sekitar Rp58 triliun dan ini adalah salah satu investasi yang besar dan merupakan juga portopolio Pak Menteri Investasi,” ujar Presiden Direktur PTFI Tony Wenas dalam peresmian operasi Smelter Gresik dikutip dari YouTube Freeport Indonesia, Kamis, 27 Juni.
Tony juga bilang smelter tersebut merupakan smelter single line terbesar yang ada di dunia dan memiliki kapasitas produksi hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga. Sementara, output dari smelter ini menghasilkan 600.000 sampai 700.000 katoda tembaga.
“Juga bisa dimurnikan di sini pada bulan Desember nantinya lumput anoda yang akan menghasilkan emas dan perak serta beberapa logam lainnya, jumlah emasnya kira-kira 50 hingga 60 ton, peraknya 220 ton per tahun,” tuturnya.
Meski sudah resmi beroperasi, Tony mengatakan smelter ini baru bisa mulai produksi katoda tembaga pada Agustus 2024.
BACA JUGA:
“Smelter ini bisa memproduksi katoda tembaga diperkirakan nanti mulai sekitar bulan Agustus. Jadi sebagai informasi kami mulai beroperasi ini memerlukan waktu sekitar 6 hingga 10 minggu untuk memanaskan semuanya supaya mencapai titik panas tertentu,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan smelter Freeport di Gresik ini telah menyerap 40.000 tenaga kerja pada masa kontruksinya.
“Penciptaan lapangan kerja hampir 40.000. Pada masa produksi tinggal kurang lebih 2.000 sampai 3.000,” tutur Bahlil.