Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) merespons persoalan rupiah yang terus melemah dalam beberapa hari terakhir ini.

Berdasarkan Jisdor Bank Indonesia (BI), Senin, 24 Juni, rupiah ditutup pada posisi Rp16.431 per dolar AS.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya meminta agar masyarakat tetap melakukan perjalanan di dalam negeri saja.

Dengan demikian, cadangan devisa RI bisa meningkat.

"Untuk wisnus (wisatawan nusantara) janganlah jadi wisnas (wisatawan Indonesia yang berkunjung ke luar negeri). Jadilah, wisnus dulu begitu ya, tahan (bepergian ke luar negeri)," ujar Nia dalam The Weekly Brief with Sandi Uno di Jakarta, Senin, 24 Juni.

Nia pun menampilkan data paparan mengenai nilai tukar rupiah selama dua bulan terakhir di lima negara yang menjadi andalan utama wisata mancanegara (wisman) bagi Indonesia.

Pertama, nilai tukar rupiah terhadap Ringgit Malaysia (MYR) yang mencapai Rp3.486 per MYR.

Lalu, kurs rupiah terhadap dolar Australia (AUD) yang menembus Rp10.952 per AUD serta kurs rupiah terhadap dolar Singapura (SGD) yang mencapai Rp12.145 per SGD.

Kemudian, nilai tukar rupiah terhadap Yuan China (CNY) yang mencapai Rp2.262 per CNY dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) yang menembus angka Rp16.420 per USD.

"Kalau kami ke luar negeri itu bedanya kurs seperti ini. Ini adalah momen ketika rupiah melemah, ambil wismannya (wisatawan mancanegara), tingkatkan perjalanan domestik," kata Nia.

Menurut Nia, momentum seperti ini bisa menjadi peluang untuk menarik banyak wisman datang ke Indonesia.

"Kemudian untuk wisman ini bisa menjadi kantong-kantong yang memang kebetulan menjadi fokus pasar kami. Dengan kurs yang seperti ini, bisa mendapatkan affordable luxury dan semoga kami bisa mendapatkan wisman yang lebih di saat ini," tuturnya.

Dengan demikian, Nia berharap, ke depan posisi rupiah bisa kembali ke kondisi yang lebih stabil lagi.

"Insyaallah, rupiah akan kembali pada posisi yang stabil nilai tukarnya," imbuhnya.