JAKARTA - PT Aneka Tambang (ANTM) diketahui akan menggunakan dana divestasi untuk proyek pembangunan industri pemurnian atau smelter high pressure acid leaching (HPAL) dan rotary kiln electric furnace (RKEF).
Smelter ini ditargetkan akan dibangun pada tahun ini.
Direktur Utama PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, Nico Kanter, untuk membangun smelter ini pihaknya telah menandatangani perjanjian joint venture (JV) pada 28 Desember 2023 untuk proyek ekosistem baterai kendaraan listrik dengan perusahaan China Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd (CBL). Untuk informasi, CBL merupakan anak usaha Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).
"Kan baru step kedua untuk JV-nya. RKEF-nya maupun HPAL-nya ini yang rencananya kita akan mulai konstruksinya di tahun ini tentunya kalau kita harus menyelesaikan JV agreement," ujar Nico Kanter yang dikutip Jumat 21 Juni.
Adapun dana sebesar Rp7,23 triliun tersebut bersumber dari proses divestasi saham Antam sebesar 49 persen di anak usahanya yakni PT Sumberdaya Arindo (SDA) kepada anak usaha Ningbo Contemporary Bruno Lygend Co. Ltd. (CBL), Hong Kong CBL Ltd. (HKCBL).
Antam juga melepas 10 persen kepemilikan sahamnya di anak usahanya PT Feni Haltim (FHT) kepada HKCBL senilai Rp130,2 miliar.
BACA JUGA:
Anak usaha Antam yang lainnya, PT International Mineral Capital (IMC) juga melepas seluruh sahamnya di FHT dengan nilai Rp614,50 miliar kepada HKCBL.
Nico juga menyebut Antam masih akan mencari sumber pendanaan lain hang bersumber daari bank nasional dan bank internasional. Saat ini, lanjut Nico, Antam telah mulai melakukan penjajakan.
"Kita juga sedang dalam proses penjajakan. Kita juga mencoba bank-bank nasional maupun bank internasional. Ini masih dalam tahap awal," pungkas Nico.
Dok. Maria