JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menyampaikan keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 6,25 persen sudah sesuai perkiraan.
"Sesuai dengan perkiraan bahwa Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan BI rate di level 6,25 persen dengan mempertimbangkan bahwa suku bunga kebijakan saat ini masih konsisten menjangkar ekspektasi inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah," jelasnya dalam keterangannya, Jumat, 21 Juni.
Josua menyampaikan dengan mempertimbangkan bahwa perkembangan di pasar keuangan domestik saat ini dipengaruhi oleh faktor sentiment dari pasar keuangan global, oleh sebab itu tekanan pada nilai tukar Rupiah dan pasar keuangan domestik diperkirakan akan cenderung sementara.
Ke depannya, Josua mengatakan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang relatif solid, yakni inflasi terkendali, kondisi keseimbangan eksternal tetap terjaga.
Serta, prospek pertumbuhan ekonomi yang solid, maka potensi ruang penguatan dari nilai tukar Rupiah dan pasar keuangan domestik pun juga akan lebih terbuka ke depannya.
"Solusi jangka pendek dari depresiasi Rupiah adalah dengan BI terus melakukan intervensi di pasar valas," ujarnya.
Josua menyampaikan untuk jangka menengah, BI perlu menggalakan lagi kebijakan DHE dan terus melakukan pendalaman pasar keuangan Indonesia.
BACA JUGA:
Sementara untuk jangka panjangnya, Josua menyampaikan perlu adanya diversifikasi ekspor agar tidak dominan komoditas yang harganya cenderung berfluktuasi, diversifikasi tujuan ekspor agar tidak terlalu bergantung pada pasar beberapa negara.
Serta, lanjut dia, melakukan diversifikasi impor agar kebutuhan input impor menurun, meningkatkan peran industri pariwisata sebagai sumber penerimaan valas, dan terus meningkatkan FDI akan ketergantungan pada hot money atau investasi portofolio asing menurun.