Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso buka suara terkait kampanye negatif terkait komoditas unggulan Indonesia, nikel. Berlakangan ini marak kampanye negatif terkait produk tambang RI seperti 'Dirty Nickel".

Hendi mengatakan, saat ini pemerintah telah menyusun rancangan Peraturan Presiden yang mengatur tata kelola komoditas tergolong kritis dan strategis.

"Kemajuan pertmabangan tampak keberhaslkan khususnya nikel, yang membuat negara lain merasa terancam, maka negatif campaign seperti dirty nikel yang diusung negara lain tehradap produk industri nikel Indonesia," ujar Hendi yang dikutip Jumat 21 Juni.

Dengan adanya kampanye ini, produk nikel yang dihasilkan Indonesia kemudian akan dikenakan tarif sehingga harga nikel asal Indonesia menjadi tidak kompetitif di mata dunia.

Dikatakan Hendi, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengelolaan mineral kritis strategis. Dari hasil study juga menunjukkan cadangan Indonesia di dunia itu mencapai 60 persen, sehingga dalam industri kendaraan listrik atau EV, Indonesia memiliki peranan penting.

"Nikel sendiri di Indonesia pasarnya sudh 60 persen dari rantai pasok dunia. Belum lagi kita punya produk turunan lain yangg dipakai di EV seperti cobalt," beber Hendi.

Hendy juga menegaskan pihaknya menilai sektor pertambangan memiliki peran penting menuju Indonesia Emas 2045 melalui pengembangan sektor hilir sektor pertambangan termasuk pengelolaan mineral kritis dan mineral strategis. Hal ini terkait pengembangan industri downstream pertambangan yang membutuhkan penguatan kebijakan, penegakan hukum sinergi dari pemangku kepentingan.

"Saat ini ada 47 minral kritis dan 22 mineral strategis. Kebijakan mengenai kritis dan strategis sudah ditetapkan oleh Permen di ESDM tapi kami menunggu juga rencana draf perpres mengatur tata kelola mineral kritis dan mineral strategi," pungkas Hendi.