Bagikan:

JAKARTA - Proses divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memasuki tahap baru.

Menteri Energi dan SUmber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan, Indonesia mantap memperpanjang kontrak Vale setelah perusahaan tersebut melepas 14 persen sahamnya ke MIND ID.

Arifin menyebut, selain divestasi saham, syarat lain yang harus dipenuhi Vale agar perpanjangan kontrak dilakukan adalah membangun smelter untuk program hilirisasi nikel.

"Harus (bangun smelter). Downstream harus. Jadi gini, ini Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) bisa keluar perpanjngan kalau sudah melaknsakana program itu," ujar Arifin kepada media yang dikutip Senin, 13 November.

Arifin bilang, kewajiban pembangunan smelter tersebut harus rampung dalam 3 tahun.

Jika tidak, pemerintah mengancam akan mencabut izin IUPK yang telah diberikan.

"Kalau tiga tahun sejak perpanjangan itu tidak dilakukan, maka itu gugur. Kita anggap gugur dan kita tarik (izin)" imbuh Arifin.

Asal tahu saja, saat ini Vale tengah menggarap 3 proyek smelter antara lain Smelter Nickel Matte atau Sorowako Limonite senilai 2 miliar dolar AS, Smelter Feronikel Bahodopi senilai 2,5 miliar dolar AS dan Smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa senilai 4,5 miliar dolar AS.

Arifin melanjutkan, pemerintah telah sepakat memperpanjang kontrak IUPK Vale setelah proses divestasi dilanjutkan.

Dia menargetkan proses divestasi dan perpanjangan kontrak akan dilaksanakan tahun ini sebab proses ini dinilai telah berlangsung terlalu lama.

"Tahun inilah. Udah kelamaan," imbuh Arifin.

Terkait dengan harga saham yang dilepas tersebut, Arifin bilang, hal itu merupakan kesepakatan antara pemegang saham secara business to business (B2B).

Saat ini masih dilakukan pembahasan untuk penetapan harga.

Meski begitu, Arifin pun meminta Vale memberikan harga 'spesial' kepada Holding Industri BUMN Pertambangan MIND ID.

“Itu lagi ngomong berdua (antara pemegang saham), yang penting harganya harus ada special price buat kita,” ujarnya

Untuk informasi, saham Vale Indonesia saat ini dipegang oleh Vale Canada Limited sebesar 43,79 persen.

Sementara Sumitomo Metal Mining memiliki 15,03 persen.

Lalu sekitar 20 persen dipegang publik denga terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sedangkan MIND ID sendiri sudah memiliki 20 persen saham Vale Indonesia.

Dengan penambahan 14 persen saham dari divestasi tersebut, kata dia, total kepemilikan saham MIND ID sebesar 34 persen di Vale Indonesia.

Porsi ini sekaligus membuat MIND ID menjadi pemegang saham mayoritas Vale Indonesia.