Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 20 Juni 2024 diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Rabu, 19 Juni 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup naik 0,29 persen di level Rp16.365 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,03 persen ke level harga Rp16.368 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan penjualan ritel AS hampir tidak meningkat pada bulan Mei dan data untuk bulan sebelumnya direvisi jauh lebih rendah, data menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi masih lesu pada kuartal kedua.

"Pasar kini memperkirakan kemungkinan sebesar 67 persen bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan September, menurut alat CME FedWatch, dengan perkiraan penurunan sebesar hampir 50 basis poin untuk sisa tahun ini," dikutip Kamis, 20 Juni.

Ibrahim menyampaikan pasar memperkirakan peluang sekitar 50 persen penurunan suku bunga pertama pada bulan Agustus dan hampir setengah poin persentase pelonggaran moneter pada tahun 2024.

Dari sisi internal, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 kembali mencetak surplus 2,93 miliar dolar AS, atau naik 0,21 miliar dolar AS secara bulanan.

Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan RI mencapai 13,06 miliar dolar AS, tercatat surplus selama 49 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus pada Mei 2024 ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu

Sedangkan, surplus Mei 2024 lebih ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas yaitu sebesar 4,26 miliar dolar AS dengan komditas penyumbang surplus utamanya bahan bakar mineral HS 27, lemak dan minyak hewani nabati HS 15, besi dan baja HS 72.

Surplus neraca perdagangan nonmigas Mei 2024 lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan lalu namun lebih tinggi dibandingkan dengan Mei 2023.

Pada saat yg sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit 1,33 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang utama yaitu hasil minyak dan miyak mentah.

Defisit neraca perdagangan komoditas Mei 2024 lebih rendah dari bulan lalu dan bulan yang sama tahun sebelumnya. BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Mei 2024 anjlok menjadi 19,65 miliar dolar AS, naik 13,82 persen dibandingkan April 2024 (month-to-month/mtm).

Peningkatan kinerja ekspor pada Mei 2024 didorong peningkatan ekspor nonmigas, terutama komoditas mesin dan perlengkapan elektronik serta bagiannya sebesar 26,66 persen dengan andil 1,34 persen, bijih logam terak dan abu sebesar 25,96 persen dengan andil 1,09 persen, kendaraan dan bagiannya sebesar 26,8 persen dengan andil 1 persen.

Sementara itu, total nilai impor Indonesia pada Mei 2024 mencapai 19,40 miliar dolar AS, naik sebesar 14,82 persen jika dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Nilai impor migas menurun pada Mei 2024 sebesar 7,91 persen secara bulanan (mtm) menjadi 2,75 miliar dolar AS.

Di sisi lain, nilai impor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 19,7 persen mtm menjadi 16,65 miliar dolar AS

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Kamis, 20 Juni 2024 dalam rentang harga Rp16.320 - Rp16.390 per dolar AS.