Bagikan:

JAKARTA - PT Indofarma Tbk sepanjang 2023 tercatat membukukan kerugian bersih mencapai Rp605 miliar.

Jumlah tersebut membengkak sebesar 41 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp428 miliar.

Hal tersebut dingukap oleh Dirut Bio Farma Shadiq Akasya dalam rapat dengan komisi VI DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 19 Juni.

Net income menurun dari tahun 2022 sebesar Rp428 miliar negatif menjadi Rp605 miliar di tahun 2023, karena adanya penyisihan piutang sebesar Rp46 miliar dan adanya biaya-biaya terkait dengan pajak kurang lebih sekitar Rp120 miliar,” tutur Shadiq.

Lebih lanjut, Shadiq mengatakan pendapatan Indofarma terus mengalami tren menurun sejak 2021 hingga 2023 baik secara pendapatan maupun profitabilitas. Dimana pada 2023, Indofarma mencatatkan pendapatan Rp524 miliar.

“Pendapatan sebesar Rp524 miliar turun sebesar 54,2 persen,” ujarnyq.

Shadiq mengungkapkan, pendapatan tersebut didominasi oleh penjualan produk dalam negeri sebesar Rp501 miliar, untuk produk ethical di Rp311 miliar, dan adanya peningkatan pendapatan ekspor di tahun 2022 sebesar Rp22 miliar.

Sementara itu, sambung Shadiq, EBITDA tahun 2023 negatif sebesar Rp293 miliar mengalami pernaikan dibandingkan tahun sebelumnya di minus Rp361 miliar.

“Hal ini sebabkan oleh penurunan beban pemasaran dan disibusi seiring dengan penurunan penjualan dan pelaksanaan efisiensi atas berbagai biaya operasional kantor,” ucapnya.

Kemudian, sambung Shadiq, total aset Indofarma juga mengalami penurunan menjadi Rp933 miliar dari sebelumnya tercatat sebesar Rp1,53 triliun. Sementara, liabilitad tercatat Rp1,54 triliun.

Indofarma juga mencatatkan ekuitas negatif sebesar Rp615 miliar. Jumlah tersebut berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya yang tercatat positif Rp86 miliar.