Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah pada April 2024 tercatat sebesar 189,1 miliar dolar AS, atau turun jika dibandingkan dengan posisi pada bulan Maret 2024 sebesar 192,2 miliar dolar AS.

Asisten Gubernur, Bank Indonesia Erwin Haryono menilai ULN pemerintah melanjutkan tren penurunan. Secara tahunan, ULN pemerintah mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,6 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi 0,9 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

"Penurunan posisi ULN pemerintah terutama dipengaruhi oleh penyesuaian penempatan dana investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen investasi lain seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global," jelasnya dalam keterangannya, Jumat, 14 Juni.

Erwin menyampaikan, pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara fleksibel dan oportunistik dalam aspek timing, tenor, currency, dan instrumen untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal.

Sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN, lanjutnya, pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor prioritas.

Adapun sektor prioritas yakni, mencakup Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 20,9 persen dari total ULN pemerintah, Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib sekitar 18,6 persen, Jasa Pendidikan sebanyak 16,8 persen, Konstruksi sebesar 13,6 persen serta Jasa Keuangan dan Asuransi sekitar 9,6 persen.

"Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen dari total ULN pemerintah," jelasnya.

Erwin menyampaikan, struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 29,1 persen pada April 2024 dari 29,3 persen pada Maret 2024, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,1 persen dari total ULN.

"Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN," ujarnya.

Erwin menyampaikan peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

"Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," pungkasnya.