Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI I Nyoman Parta mengungkapkan dirinya menemukan setidaknya terdapat 21 lokasi pengoplosan gas elpiji 3 kg di daerah pemilihan (Dapil) di Bali.

"21 lokasi oplosan di Bali. Kenapa oplosan laku di Bali, karena usaha berkembang di Bali," ujar Nyoman dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI, Rabu 12 Juni.

Dengan adanya pengoplosan ini mengakibatkan harga jual gas menjadi lebih murah sehingga semakin banyak yang membeli.

Nyoman juga mencontoh gas elpiji 3kg banyak dipindahkan ke dalam tabung 12 kg atau 50 kg. Nantinya elpiji 50 kg yang biasanya dibanderol Rp950.000 hingga Rp1 juta menjadi hanya Rp700.000. Demikian halnya dengan tabung gas 12 kg yang biasanya dibanderol Rp210.000 menjadi hanya sebesar Rp150.000

Pada kesempatan yang sama Nyoman meminta Pertamina untuk segera menindak pelaku pengoplosan gas elpiji 3 kg yang marak dilakukan di Bali. Apalagi, kata dia, belum lama ini terlah terjadi peristiwa ledakan di Bali yang menewaskan 3 orang dan 11 orang di antaranya mengalami luka-luka lebih dari 80 persen.

"Saya sudah sampaikan lokasi sampai pelakunya. Saya kirim ke Pertamina tapi tidak ada tindaklanjut. Gas subsidi masuk ke tempat yang salah sasaran, dioplos untuk kejahatan. Bahkan orang yang tidak berhak masa pakai gas 3," beber Nyoman.

Untuk itu ia mengundang Wakil Direktur Pertamina, Wiko Migantoro untuk membawa satgas migas ke Bali untuk melakukan peninjauan lebih lanjut terkait aduan yang telah dibuat sebelumnya.

"Mohon bawa satgas migas ke Bali. Saya kasi lokasinya," pungkas Nyoman.