JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus menilai PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) belum maksimal dalam melakukan proses peralihan kompor gas ke kompor listrik. Ia mencermati, jika dengan over supply listrik yang ada saat ini kemudian dialihkan ke kompor listrik, harusnya hal ini bisa mengurangi impor LPG dalam negeri.
"Kenapa kita harus menunda begitu lama peralihan ini, di saat kita punya over supply yang cukup sebenarnya. Saya membayangkan kalau orang di Jawa masak menggunakan induksi, enggak ada tuh kita perlu buang banyak subsidi untuk gas melon yang banyak biasanya di lapangan itu," ujar Deddy dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI dengan Dirut PT PLN yang disiarkan melalui kanal Youtube Senin, 28 Maret.
Menurut Deddy, PLN harus segera membuka ruang dialog dengan kementerian-lembaga pemerintah lainnya, terkait kebijakan peralihan kompor gas ke kompor listrik ini agar segera berjalan lebih cepat.
"Harus terintegrasi, misalkan antara PLN dan Pertamina. Mungkin harus mulai berdialog dengan Kementerian BUMN, Pertamina, dan Kementerian ESDM," jelasnya.
Senada dengan Deddy, Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade juga mendukung agar peralihan kompor gas ke kompor listrik ini segera terwujud. Menurutnya jika ini segera terlaksana maka akan terjadi efisiensi anggaran sebanyak Rp60 triliun.
"Saya minta PLN untuk fokus bagaimana kompor listrik ini diwujudkan. Kenapa kompor listrik diwujudkan? Karena ada efisiensi Rp60 triliun, kita bisa menghemat cadangan devisa kita Rp60 triliun. LPG ini sekarang langka, harganya mahal, kenapa ini tidak diwujudkan?” tanya Andre.
BACA JUGA:
Ia menilai peralihan dari LPG ke listrik ini bisa menjadi salah satu solusi penghematan anggaran bagi Indonesia. Ia juga meminta untuk PLN segera melaporkan kepada Komisi VI DPR RI tentang perkembangan dan strategi PLN untuk mewujudkan hal ini.
"Dari data yang saya baca, misalnya 10 liter air itu dimasak dengan kompor induksi itu biayanya hanya Rp1.200, tapi dengan kompor dengan LPG itu Rp6.000, penghematannya kan luar biasa. Kenapa ini tidak menjadi salah satu cara PLN untuk melakukan penyelesaian soal oversupply, dan ini penghematan bagi bangsa dan negara kita," papar Andre.