Bagikan:

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan pelemahan sebesar 0,90 persen atau turun 63,41 poin ke angka 6.970,74 pada Jumat 31 Mei. IHSG awal pekan ini pun diproyeksikan fluktuatif di area level 6.900-7.000.

Secara teknikal, Phintraco Sekuritas dalam risetnya melihat, terdapat pelebaran negative slope pada Moving Average Convergence/Divergence (MACD) bersamaan dengan terbentuknya pola Three Black Crows pada IHSG. Menurutnya, dengan adanya pola tersebut perlu diwaspadai sebab mengindikasikan potensi bearish continuation.

"Meski demikian, dirinya menilai terdapat peluang rebound dalam jangka pendek. Dengan demikian, IHSG berpotensi fluktuatif di area level 6.900-7.000," jelas riset Phintraco Sekuritas.

Kemudian, perdagangan pada awal Juni banyak disambut dengan rilis data baik dari global, regional, hingga domestik.

Secara global, di Amerika Serikat (AS) terdapat rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) Manufacturing bulan Mei 2024. Data ini, menurut Alrich, cukup diwaspadai sebab data PMI pada April dalam zona kontraksi di angka 49,2 atau berada di bawah level 50 dimana mengindikasikan pelemahan pada sektor manufaktur di AS.

Berkebalikan, di Inggris juga terdapat rilis data S&P Manufacturing PMI yang justru diperkirakan akan berada di zona ekspansi atau di level 51,3 pada Mei 2024. Hal tersebut seiring dengan optimisme akan pulihnya permintaan serta perbaikan kondisi manufaktur secara menyeluruh.

Selain itu, Hamburg Commercial Bank (HCOB) Manufacturing PMI bulan Mei di Jerman dan area Eropa menunjukkan ekspektasi peningkatan masing-masing di level 45,4 dan 47,4 di Mei 2024.

Adapun dari regional, terdapat rilis data Caixin Manufacturing PMI Tiongkok bulan Mei 2024 yang diperkirakan akan mempertahankan level ekspansinya menjadi 51,5 dari angka sebelumnya sebesar 51,4 di April 2024. Sementara, rilis National Bureau of Statistics (NBS) Manufacturing bulan Mei justru mengindikasikan kontraksi pada PMI Manufacturing China yakni di level 49,5 atau berada di bawah level konsensus 50,5.

"Kontraksi tersebut disebabkan oleh pelemahan produksi manufaktur serta menurunnya nilai ekspor."

Sedangkan dari domestik, terdapat rilis data Inflasi year on year (YoY) bulan Mei 2024 pada Senin ini yang diperkirakan akan melandai ke level 2,94 persen dari yang sebelumnya di level 3,05 persen di April 2024. Ekspektasi penurunan ini seiring dengan usainya momentum Ramadan dan Lebaran serta menurunnya harga bahan pokok.

Adapun saham-saham yang direkomendasikan untuk hari ini, yakni, BBCA, ACES, MAPA, SMRA, ASSA, dan NCKL.