JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) bersama Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) menjajaki potensi kerja sama dengan sejumlah investor China yang tergabung dalam The Changsa E-Commerce Association, untuk mendorong pengembangan UMKM berbasis teknologi.
Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing Kemenkop UKM Herbert Siagian menjelaskan, potensi kerja sama ekonomi antara Indonesia dan China sangat besar, khususnya dalam pengembangan UMKM.
"Saya berharap dalam pertemuan ini akan ada peluang kerja sama antara Indonesia dan China dalam pemberdayaan UMKM, khususnya melalui teknologi untuk mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi," kata Herbert dalam keterangan resminya, Selasa, 28 Mei.
Herbert berharap, rencana kerja sama antara Hippindo dan The Changsha E-Commerce Association dapat ditindaklanjuti dengan memastikan keterlibatan UMKM untuk dapat masuk dalam rantai pasok.
"Berbagai kebijakan dan program untuk kemajuan UMKM di Indonesia kami terapkan, termasuk menjadikan UMKM sebagai bagian dari rantai pasok global, memperluas jaringan pemasaran (ekspor), mengalokasikan pengeluaran pengadaan pemerintah untuk UMKM dan memperkuat kemitraan bisnis," ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai ekspor Indonesia ke China sepanjang 2023 tercatat sebesar 258,82 miliar dolar AS. Komoditas utama yang diekspor, yaitu bahan bakar mineral, lemak hewan/nabati, besi dan bajan serta mesin dan peralatan elektronik.
Dia menilai, China merupakan salah satu negara yang sudah maju di sektor infrastruktur, industri manufaktur, termasuk sektor pertanian. Sehingga, banyak sekali peluang kerja sama yang seharusnya bisa dijalin oleh kedua negara.
Pada kesempatan sama, Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mengajak para pelaku usaha di Indonesia untuk memanfaatkan program alokasi 40 persen belanja pemerintah melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Menurutnya, potensi pasar yang bisa diraih oleh pelaku usaha khususnya UMKM sangat besar.
Budihardjo juga menjelaskan bahwa The Changsha E-Commerce Association dapat memanfaatkan program tersebut selama mereka mendirikan perusahaan di Indonesia dan mampu memenuhi aturan terkait tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
Oleh karena itu, dia mengajak para calon investor China untuk bisa segera merencanakan pembangunan pabrik atau industrinya di Indonesia karena potensi pasar domestik sangat besar.
"Jadi, kami butuh vendor dan pabriknya untuk memenuhi pasar domestik dan ke depan bisa diekspor. Kami tahu pasar domestik kami sangat besar, jika mampu memenuhi TKDN itu luar biasa besarnya peluangnya," ucapnya.
BACA JUGA:
Sementara itu, President of The Changsha E-Commerce Association Wang Yingping mengapresiasi niat baik dari Kemenkop UKM dan Hippindo yang akan melakukan kerja sama bisnis.
Menurutnya, hal ini menjadi salah satu peluang yang baik bagi pelaku bisnis di China untuk lebih memaksimalkan pertumbuhannya.
"Anggota kami ada lebih dari 300 yang terdiri dari berbagai sektor. Jadi, kedatangan kami ke sini adalah untuk melakukan konsultasi kebijakan, saling belajar, mengenal dan menggali potensi yang ada," tuturnya.
Wang berharap, dapat menghasilkan komitmen kerja sama sehingga hubungan bilateral kedua negara dapat semakin solid.
"Kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan China sudah sangat banyak. Semoga kedatangan kami ini bisa menjadi platform untuk memperluas kerja sama yang sudah ada," imbuhnya.