JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 6 Mei diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Jumat, 3 Mei 2024, Kurs rupiah spot ditutup menguat 0,63 persen ke level Rp16.083 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup naik 0,67 persen ke level harga Rp16.094 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan pelemahan dolar AS memberikan ruang bernapas bagi mata uang regional, meskipun mata uang tersebut masih mengalami penurunan besar karena prospek suku bunga AS tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Menurut Ibrahim tanda-tanda kekuatan yang terus-menerus di pasar tenaga kerja akan memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi lebih lama.
"Bank sentral baru-baru ini memperingatkan bahwa hal ini kemungkinan akan tetap terjadi dalam jangka pendek, dengan inflasi yang tinggi juga memberi sedikit alasan bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga. Namun The Fed juga mengisyaratkan bahwa pihaknya tidak berniat menaikkan suku bunga lebih lanjut," jelasnya dalam keterangan resminya, dikutip Senin, 6 Mei.
Dari sisi internal, Bank Indonesia melaporkan bahwa Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 persen plus minus 1 pernah. Inflasi IHK April 2024 tercatat sebesar 0,25 persen (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 3 persen (yoy).
Hal ini akibat Kerjasama yang apik antara pemerintah dan BI yang telah menjaga inflasi melalui kebijakan moneter yang konsisten dan sinergi yang erat. Konsistensi ini didukung oleh Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan di berbagai daerah.
Inflasi inti juga tetap terkendali, meskipun mengalami sedikit peningkatan. Data menunjukkan bahwa inflasi inti pada April 2024 mencapai 0,29 persen (mtm), dengan kontribusi utama dari komoditas emas perhiasan, minyak goreng dan gula pasir.
BACA JUGA:
Namun, kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar 0,31 persen (mtm) pada bulan yang sama, terutama disebabkan oleh penurunan harga cabai merah, beras, dan telur ayam ras.
Sementara itu, kelompok administered prices mengalami kenaikan inflasi, terutama dipengaruhi oleh kenaikan tarif angkutan udara dan antarkota, serta sigaret kretek mesin.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Senin, 6 Mei 2024 dalam rentang harga Rp16.030 - Rp16.120 per dolar AS.