Bagikan:

JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dany Amrul Ichdan menjelaskan maksud Presiden Joko Widodo yang berseru mengajak rakyat untuk membenci produk asing.

Dany bilang, maksud Jokowi adalah untuk memberi semangat kepada produsen barang buatan dalam negeri untuk bersaing dengan produk luar negeri di pasaran.

"Itu adalah sebuah landasan untuk memberikan semangat motivasi semangat heroik yang diserukan oleh kepala negara kepada seluruh stakeholder terkait seluruh masyarakat Indonesia bahwa ini saatnya untuk bangkit," kata Dany dalam tayangan Youtube medcom id, Minggu, 7 Maret.

Dany bilang, saat ini Indonesia masih ketergantungan impor dalam perdagangan internasional. Satu hal yang dimiliki Indonesia adalah keunggulan komparatif.

Maksudnya, pasar Indonesia bisa memberikan keunggulan pada dampak low cost atau bisnis berbiaya rendah dalam sebuah proses produksi.

"Sehingga itu memberikan daya saing terhadap mekanisme efek supply and demand terhadap perdagangan internasional," ujar dia.

Sementara, negara maju lainnya sudah memiliki keunggulan kompetitif. Mengingat saat ini masih masa pandemi, Dany menyebut pemerintah tengah mengembangkan keunggulan kolaboratif.

Caranya, dengan mereposisi sistem perdagangan internasional, termasuk merombak regulasi terhadap keberpihakan, terhadap peran serta mekanisme pasar, e-market place dan proses produksi, serta distribusi dari UMKM untuk punya daya saing.

"Dalam adaptasi kebiasaan baru, kita kembangkan keunggulan kolaboratif. Menempatkan sektor yang tadinya tidak efisien itu akan dikolaborasikan dengan sektor efisien atau joint operation atau co-branding, sehingga itu menghasilkan produk hasil dari kolaborasi," jelas Dany.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menggaungkan agar masyarakat mulai membenci produk luar negeri, dan beralih mencintai produk dalam negeri. Hal tersebut bertujuan agar penjualan dari produsen lokal bisa meningkat ke depannya.

Dia menegaskan, dengan adanya rasa cinta terhadap produk lokal, akan menempatkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di tempat yang strategis.

Melihat ramainya respons masyarakat, Jokowi menjelaskan ajakan tersebut merupakan tindakan yang wajar agar Indonesia tidak melulu ketergantungan produk impor. Sehingga masyarakat Indonesia bisa mengutamakan produk buatan dalam negeri.

"Kemarin saya sampaikan untuk cinta produk Indonesia, untuk bangga terhadap produk Indonesia dan boleh saja kita tidak suka terhadap produk asing. Masa tidak boleh kita tidak suka, kan boleh saja tidak suka pada produk asing. Saya ngomong benci produk asing, gitu aja ramai. Boleh kan kita tidak suka pada produk asing," tuturnya dalam pembukaan Rakernas HIPMI 2021 secara daring, Jumat, 5 Maret.