JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas nasional belum mendapatkan hasil yang optimal sesuai target yang telah ditetapkan.
Kepala Divis Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro mengatakan, SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ditengah berbagai kendala dan tantangan yang ada terus melakukan upaya-upaya terbaik (best effort) untuk dapat mengoptimalkan produksi migas nasional guna mencapai target jangka pendek, sekaligus menjadi pondasi untuk mendukung pencapaian target jangka panjang.
Hudi menambahkan bahwa beberapa lapangan yang menjadi kontributor produksi cukup signifikan memiliki fasiliitas yang sudah tua. Semisal, fasilitas di PHE ONWJ yang sudah ada sejak tahun 1966 dan terus digunakan hingga saat ini, atau sudah berusia sekitar 58 tahun.
Untuk itu, hudi menjelaskan bahwa SKK Migas dan KKKS melakukan upaya terbaik agar fasilitas yang sudah tua tersebut dapat beroperasi secara maksimal.
“Sekarang ini, untuk lapangan dengan fasilitas yang sudah tua, bicaranya tidak lagi kemampuan produksi maupun apakah produksinya bisa ditingkatkan, tetapi bagaimana menjaga agar tidak terjadi unplanned shutdown karena jika terjadi kebocoran dampaknya adalah produksi dilapangan tersebut akan dihentikan, akibatnya produksi dan lifting menjadi turun," ujarnya yang dikutip Kamis 25 April.
Dikatakan Hudi, terkait langkah-langkah yang telah dilakukan oleh SKK Migas untuk menekan decline rate dan mengoptimalkan produksi migas nasional, SKK Migas dan KKKS terus meningkatkan kegiatan workover, well service, juga pemboran sumur pengembangan.
Hudi menyampaikan bahwa kegiatan tersebut terus meningkat dalam jumlah yang signifikan. Untuk kegiatan workover jika tahun 2021 terdapat 566 sumur, maka ditahun 2023 meningkat menjadi 834 sumur atau naik sekitar 47,3 persen.
Begitupula kegiatan well service yang ditahun 2021 sebanyak 22.790 kegiatan, maka di tahun 2023 mencapai 33.412 atau naik 46,6 persen dalam waktu 3 tahun. Dia menambahkan untuk tahun 2024 workover ditargetkan 905 sumur dan well service 35.690 kegiatan.
Lebih lanjut, Hudi menjelaskan upaya untuk menjaga produksi tetap optimal dilakukan pula dengan meningkatkan pemboran sumur pengembangan. Jika tahun 2021 realisasi pemboran sumur pengembangan sebanyak 480 sumur, maka dalam 3 tahun ditahun 2023 meningkat menjadi 799 sumur atau naik 66,5 persen.
Ini menunjukkan bahwa SKK migas dan KKKS melakukan kegiatan yang masif dan agresif dan bekerja keras untuk menjaga produktivitas lapangan migas.
BACA JUGA:
“Kerja keras SKK Migas dan KKKS, terlihat dari tren produksi minyak dan gas yang mulai membaik, yang ditandai dengan decline rate yang bisa yang di tahun 2023 hanya 1,1 persen dibandingkan laju decline rate dari tahun 2016 hingga 2022 yang rata-rata sekitar 5 persen. Bahkan untuk gas, di tahun 2023 sudah terjadi incline rate sebesar 2,1 persen”, ujar Hudi.
“Realisasi produksi bulan April 2024 sudah menunjukkan tren peningkatan di angka 581 ribu barel. Kami mengharapkan dukungan para pemangku kepentingan yang terkait, agar seluruh program seperti reaktivasi sumur, pemboran, well service dan lainnya bisa dilaksanakan semuanya, sehingga tren produksi yang naik lagi bisa dipertahankan sehingga diakhir tahun ini produksi minyak lebih tinggi lagi dari saat ini," beber Hudi.
Untuk mendorong tambahan produksi migas, saat ini SKK Migas sedang melakukan akselerasi penyelesaian proyek-proyek hulu migas yang ditahun 2024 ditargetkan dapat diselesaikan 15 proyek hulu migas yang akan memberikan tambahan produksi minyak sebesar 46.837 barel minyak per hari (BOPD) dan tambahan produksi gas sebesar 351 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 192 MT/D LPG.
“Kami optimis dengan investasi yang terus meningkat sejak 2021 hingga saat ini, serta semakin masifnya berbagai program serta keberhasilan menjaga fasilitas produksi beroperasi secara optimal, serta selesainya proyek-proyek hulu migas, maka upaya mendorong peningkatan produksi minyak dan gas dapat terwujud”, katanya.