JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group (APEC SMEWG) menjadi forum yang sangat strategis untuk mengadvokasi berbagai tantangan serius yang dihadapi UKM.
"Kami mengajak seluruh delegasi APEC SMEWG untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dalam menghadapi berbagai tantangan, baik di kawasan APEC atau global. Hal ini penting dilakukan karena sektor UKM selama ini menjadi tulang punggung bagi perekonomian," kata Menkop UKM Teten dalam sambutannya pada pembukaan 57th APEC SMEWG di Merusaka Hotel, Nusa Dua, Bali, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu, 24 April.
Teten mengatakan, forum itu memiliki arti penting bagi ekonomi anggota APEC, khususnya bagi Indonesia karena ajang ini menyediakan platform kolektif untuk mengatasi tantangan bersama dalam pengembangan UKM.
Tantangan tersebut mencakup permasalahan akses pembiayaan, akses pemasaran, entrepreneurship hingga penciptaan ekosistem digital di sektor UKM.
Dia berharap, forum internasional tersebut dapat melahirkan gagasan dan ide bersama untuk meningkatkan daya saing UKM di tengah kemajuan teknologi yang pesat.
"Di forum ini kami saling bertukar wawasan, praktik terbaik dan strategi yang bertujuan memberdayakan UKM untuk berkembang dalam lanskap global yang terus berkembang, dengan sesi berbagi khusus yang berfokus pada strategi pemulihan pandemi di antara anggota APEC," ujar Teten.
Selain itu, dirinya percaya forum tersebut juga dapat menjadi platform utama dari berbagai pihak untuk berbagi praktik-praktik terbaik dari masing-masing anggota.
Oleh karena itu, para delegasi yang hadir diharapkan juga dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk terlibat dalam dialog aktif dan meningkatkan kolaborasi di kawasan APEC untuk mendorong kemajuan UKM.
"Di forum ini, kami harus manfaatkan kesempatan untuk memperkuat kemitraan, mendorong kolaborasi dan membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah bagi UKM di kawasan (APEC)," ucapnya.
Di hadapan para delegasi, Teten menyebut saat ini Indonesia sedang membangun industri manufaktur skala menengah berbasis komoditas. Untuk itu, program industrialisasi dan hilirisasi sedang dilakukan melalui pembangunan rumah produksi bersama (RPB) yang terus digalakkan untuk mencapai target tersebut.
"Upaya ini merupakan solusi untuk mewujudkan industri manufaktur skala menengah yang dapat mengatasi masalah urbanisasi, meningkatkan pertumbuhan industri, memperluas lapangan kerja berkualitas dan menjaga kelestarian sumber daya alam," tuturnya.
BACA JUGA:
Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (Sesmenkop UKM) Arif Rahman Hakim menambahkan, forum tersebut membahas sejumlah topik, seperti digitalisasi, entrepreneurship, akses pemasaran dan pembiayaan.
Melalui forum tersebut, kata Arif, diharapkan Indonesia juga dapat mengambil peran untuk mendorong kinerja ekspor produk UKM.
"Tentu kami ingin pelaku UKM bisa lebih berdaya saing, mandiri dan mempunyai kemampuan akses terhadap teknologi dan bisa menyediakan lapangan kerja yang lebih produktif," imbuhnya.