Bagikan:

JAKARTA - Situasi geopolitik global saat ini tengah memanas, khususnya konflik yang terjadi di Timur Tengah antara Israel-Iran. Konflik antara kedua negara tersebut dinilai dapat berdampak kepada ekonomi dunia.

Lalu, apakah kinerja perdagangan Indonesia akan terpengaruh?

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan kinerja perdagangan Indonesia dengan Iran dan Israel terbilang kecil. Keduanya bukan merupakan mitra dagang utama Indonesia.

“Saya garis bawahi, secara umum dapat disimpulkan bahwa nilai perdagangan barang Indonesia dengan Iran dan Israel relatif kecil. Keduanya bukan merupakan mitra dagang utama indonesia di kawasan Timur Tengah,” ujar Amalia dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin, 22 April.

Amalia mengatakan negara Timur Tengah yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Oman.

Lebih lanjut, Amalia mengatakan kinerja ekspor Indonesia ke Timur Tengah sepanjang 2023 adalah 19,2 miliar dolar AS. Kata dia, angka tersebut hanya sekitar 4 persen dari total perdagangan di tahun lalu.

Sementara, sambung Amalia, sepanjang 2023 nilai ekspor Indonesia ke Iran tercatat sebesar 195,13 juta dolar AS, atau sekitar 2,51 persen dari total ekspor Indonesia ke Timur Tengah.

Sedangkan nilai impor Indonesia dari Iran mencapai 11,72 juta dolar AS atau kira-kira 0,12 persen terhadap total impor dari Timur Tengah. Dengan demikian, sambung Amalia, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan dengan Iran sekitar 183,41 juta dolar AS.

“Tiga komoditas utama yang diekspor Indonesia ke Iran antara lain buah-buahan, kendaraan dan bagiannya dan produk kimia,” jelasnya.

Sementara, sambung Amalia, komoditas utama yang Indonesia impor dari Iran adalah buah-buahan, bahan bakar mineral serta bahan kimia organik.

Sedangkan, kata Amalia, nilai ekspor Indonesia ke Israel mencapai 165,77 juta dolar AS atau mencakup hanya 1,83 persen dari total ekspor ke Timur Tengah. Sementara nilai impornya hanya sebesar 21,93 juta dolar AS atau hanya sebesar 0,22 persen dari total impor Indonesia dari Timur Tengah.

“Dengan demikian Indonesia juga mengalami surplus neraca perdagangan barang dengan Israel,” tuturnya.