JAKARTA - Pada Maret 2024, ekspor China menyusut setelah mengalami pertumbuhan selama dua bulan pertama 2024. Selain itu, kinerja impor juga turun.
Dilansir ANTARA, Jumat 13 April, ekspor China pada Maret 2024 turun sebesar 7,5% year on year (yoy), sementara impor turun 1,9% yoy. Sebelumnya pada periode Januari-Februari 2024, ekspor mengalami kenaikan sebesar 7,1% yoy, sementara impor naik 3,5% yoy.
China sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia mencatat surplus perdagangan sebesar US$ 58,55 miliar pada Maret 2024. Sedangkan surplus pada dua bulan pertama 2024 mencapai US$ 125 miliar.
Penurunan dalam ekspor sebagian disebabkan oleh basis yang lebih tinggi pada Maret 2023, ketika ekspor meningkat tajam seiring dengan pemulihan ekonomi setelah dihantam pandemi COVID-19.
Perekonomian China telah mengalami perlambatan dalam jangka menengah, terutama karena krisis di sektor properti. Penurunan dalam ekspor ini dapat semakin menghambat pertumbuhan ekonomi.
BACA JUGA:
Ekonom China di Capital Economics Zichun Huang memperkirakan peningkatan volume ekspor akan melambat pada tahun ini, terutama karena belanja konsumen di negara-negara maju menurun dan efek dari penurunan harga ekspor.
Namun, impor kemungkinan akan mendapatkan momentum karena adanya peningkatan belanja pemerintah yang akan meningkatkan permintaan. China sendiri telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% pada tahun ini.