Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terdapat tiga negara mitra dagang utama Indonesia untuk ekspor non minyak dan gas (migas) yaitu China, India, dan Amerika Serikat. Adapun China menjadi yang tertinggi pada April 2024 jika dibandingkan negara lainnya.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini menyampaikan ekspor Indonesia khusus nonmigas ke China mencapai 4,28 miliar dolar AS, atau 23,43 persen dari total ekspor nonmigas.

Namun, Pudji menyampaikan nilai ekspor ke China pada April 2024 turun bila dibandingkan Maret 2024 yang mencapai 4,75 miliar dolar AS.

Menurut Pudji turunnya ekspor nonmigas ke China didorong oleh penurunan nilai ekspor bahan bakar mineral, bijih terak dan abu logam, serta lemak dan minyak hewan atau nabati.

Pudji menyampaikan ekspor terbesar nonmigas ke negara lainnya yaitu India yang mencapai 1,81 miliar dolar AS, atau 9,94 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia. Adapun nilai ekspor Indonesia ke India naik jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 1,78 miliar dolar AS.

Ekspor terbesar selanjutnya ke Amerika Serikat (AS) dengan nilai mencapai 1,75 miliar dolar AS pada April 2024, atau mencapai 9,61 persendari total ekspor nonmigas Indonesia. Namun nilai ekspor nonmigas ke AS turun bila dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,10 miliar dolar AS.

“Ekspor ketiga negara ini memberikan share sekitar 42,98 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada April 2024,” ucapnya dalam konferensi pers, Rabu, 15 Mei.

Selanjutnya, ekspor nonmigas ke Kawasan Asean tercatat sebesar 3,35 miliar dolar AS atau turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 3,80 miliar dolar AS.

Kemudian, ekspor nonmigas ke Uni Eropa sebesar 1,24 miliar dolar AS, atau turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1,45 miliar dolar AS.

Terakhir, ekspor ke negara lainnya tercatat sebesar 5,83 miliar dolar AS, atau turun dari bulan sebelumnya yang sebesar 7,22 miliar dolar AS.

Secara keseluruhan, Ekspor nonmigas April 2024 mencapai 18,27 miliar dolar AS, turun 14,06 persen dibanding Maret 2024, sementara itu naik 1,33 persen jika dibanding ekspor nonmigas April 2023. Menurunnya ekspor nonmigas terutama terjadi pada logam mulia dan permata (HS 71), dengan andil penurunan 2,12 persen.

Kemudian penurunan terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) dengan andil penurunan sebesar 1,44 persen, serta kendaraan dan bagiannya (HS 87) dengan andil penurunan sebesar 0,77 persen.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia April 2024 mengalami surplus 3,56 miliar dolar AS terutama berasal dari sektor nonmigas 5,17 miliar dolar AS, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai 1,61 miliar dolar AS.