Bagikan:

JAKARTA - Jepang sempat jadi pemimpin untuk urusan teknologi. Sayangnya, respons yang lambat membuat mereka disalip Korsel hingga Tiongkok.

Kini Jepang sedang coba bangun dari tidur panjangnya. Investasi besar-besaran di luar negeri dan dalam negeri menawarkan Jepang untuk merebut kembali mahkota teknologinya.

Tapi, untuk menjadi alternatif yang meyakinkan bagi Tiongkok, negara tersebut harus merangkul inovasi yang cepat, kata para ahli.

Raksasa teknologi AS menggelontorkan miliaran dolar untuk kecerdasan buatan, keamanan siber, dan produksi chip di Jepang, yang mendominasi industri perangkat keras pada tahun 1980an.

Google meluncurkan pusat pertahanan siber regional di Jepang bulan lalu, dan Amazon Web Services menghabiskan US$14 miliar untuk memperluas infrastruktur cloud Jepang.

Dan dalam langkah terbarunya, minggu ini Microsoft, mitra pembuat ChatGPT OpenAI, menjanjikan US$2,9 miliar untuk meningkatkan kehebatan AI di negara tersebut.

“Ketegangan geopolitik telah menjadikan Jepang sebagai mitra yang lebih menarik dan stabil dibandingkan Tiongkok,” kata Khos-Erdene Baatarkhuu, CEO perusahaan fintech AND Global dilansir dari Channel News Asia, Jumat 12 April.

“Sektor teknologi Jepang, yang pernah menjadi pemimpin, kehilangan kekuatan karena respons yang lebih lambat terhadap tren digital dan seluler” dibandingkan dengan negara tetangga seperti Korea Selatan, katanya.

Namun “sekarang, dengan kebijakan pemerintah yang mendukung, startup yang tangguh, dan potensi perubahan teknologi global, Jepang memiliki peluang untuk mendapatkan kembali keunggulan teknologinya”.