Bagikan:

JAKARTA - Menjelang Idulfitri 1445 Hijriah, platform fintech P2P lending 360Kredi mengaku bakal menerapkan sejumlah langkah antisipasi untuk menekan angka kredit macet di industri fintech.

CEO 360Kredi Kuseryansyah mengatakan kredit macet adalah sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Namun, hal tersebut bukan menjadi hambatan untuk terus tubuh dan melayani borrower perusahaan.

“Justru menjadi dorongan kami untuk terus berinovasi. Misalnya, dengan memperkuat proses penilaian kredit, pengetatan credit scoring, dan tetap melakukan pendekatan yang humanis terhadap proses penagihan, serta pemanfaatan teknologi” ujar Kuseryansyah, dalam keterangan resminya, Minggu, 7 April.

Kuseryansyah juga mengatakan bahwa sistem e-KYC yang saat ini dimiliki sudah baik, tetapi seiring berjalannya waktu tetap dibutuhkan inovasi dan investasi demi efisiensi dan efektivitas e-KYC.

“hal yag paling penting tentu memastikan keberlanjutan penyaluran pendanaan kepada borrower tetap terjaga dan terlayani dengan baik” jelasnya.

Kuseryansyah memproyeksikan angka kredit macet akan terjaga dengan berbagai mitigasi yang sudah diterapkan perusahaan. Namun, Ia menyadari bahwa kondisi ekonomi belum stabil sehingga 360Kredi akan terus mengamati dan mengevaluasi faktor-faktor eksternal yang akan berdampak pada kredit macet perusahaan.

Adapun, 360Kredi memperkirakan penyaluran pendanaan perusahaan akan terus mengalami pertumbuhan. Hingga kuartal I-2024, 360Kredi telah menyalurkan total pendanaan hingga Rp2,4 triliun dan TKB90 terjaga di 98,49 persen

"Prospek tahun ini, 360Kredi cukup optimistis untuk tumbuh lebih tinggi dari pencapaian tahun lalu," kata Kuseryansyah.

Sementara terkait dengan OJK yang tengah menggodok aturan baru batas atas pendanaan fintech P2P lending di sektor produktif, yang saat ini hanya Rp2 miliar, 360Kredi menyambut baik rencana kenaikan maksimum pendanaan.

“Hal ini tentu akan memperluas cakupan layanan fintech lending kepada UMKM yang merupakan kontributor penting bagi GDP dari penyerapan tenaga kerja Indonesia, juga mendorong peningkatan penyaluran fintech lending bagi UMKM yang semakin inklusif” katanya.

Kuseryansyah menyebut rencana tersebut menjadi bentuk nyata dalam pemenuhan roadmap pengembangan dan penguatan fintech lending yang telah dicanangkan OJK tahun lalu, terutama terkait peningkatan porsi pendanaan sektor produktif yang dapat meningkat lebih agresif.

Menurut Kuseryansyah bagi 360Kredi sebagai P2P lending di sektor konsumtif, rencana tersebut tidak akan berdampak pada peningkatan dana, karena pada umumnya pendanaan konsumtif berada pada range di bawah Rp10 juta.

Di sisi lain, 360Kredi menggelar program CSR dengan memberikan santunan kepada anak yatim dan dhuafa di Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Al-Munawwaroh, Kembangbahu, Lamongan, Jawa Timur.

Kegiatan CSR #360KrediBerbagi yang digelar di YPP Al-Munawwaroh ini memberikan santunan kepada 126 anak yatim dan dhuafa berupa paket sembako seperti beras, minyak goreng, mie instan dan bahan pokok lainnya.

“Kegiatan CSR ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial kami sebagai layanan fintech terhadap lingkungan sosial” ujar Kuseryansyah.

Sementara ketua panitia pelaksana YPP Al-Munawwaroh Ahmad Fathony “Kami tentunya mengucapkan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada 360Kredi. Kegiatan ini dapat mengajarkan peserta didik agar tidak hanya memiliki bekal agama, namun juga harus memiliki kepribadian yang berjiwa sosial, unggul dan berkarakter di masa depan,” pungkasnya.