Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan kongsi Bakrie dan Salim, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 97.9 persen di tahun 2023.

Melansir keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) BUMI meraup laba bersih 10,92 juta pada tahun 2023, mengalami penurunan tajam dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 525,27 juta dolar AS.

Direktur dan Corporate Secretary Bumi Resources, Dileep Srivastava mengatakan pendapatan bruto BUMI juga mengalami penurunan tajam sebesar 23 persen menjadi 6,57 miliar dolar AS dibanding tahun 2022 yg tercatat sebesar 8,53 miliar dolar AS.

"Penurunan dikarenakan kondisi pasar dan harga batu bara yang turun sebesar 33 persen," ujarnya yang dikutip Senin 1 April.

Selain itu sekitar 40 persen pendapatan bruto dibayarkan untuk royalti, pajak dan subsidi yang secara signifikan mempengaruhi kualitas margin. Dileep juga menyebut tingginya harga bahan bakar turut berdampak pada margin dan laba bersih.

Kemudian laba sebelum pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) perusahaan juga turun tajam menjadi 302,5 juta dari rekor sebelumnya sebesar 1.238,6 juta dolar AS akibat royalti, pajak, DMO, strip rasio dan biaya bahan bakar yang tinggi.

Beban pokok pendapatan BUMI juga terpantau mengalami penurunan sebesar 2,4 persen menjadi 5,97 miliar dolar AS dibandingkan tahun 2022 senilai 6,12 miliar dolar AS.

Dikatakan Dileep, BUMI telah melakukan upaya efisiensi biaya yang terlihat melalui penurunan beban usaha sebesar 30,8 persen menjadi 234 juta dolar AS dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 338,3 juta dolar AS.

Dari sisi operasional, penjualan batu bara meningkat sebanyak 13 persen menjadi 78.7 metrik ton (MT) dibanding periode tahun sebelumnya sebesar 69,4 MT

"Realisasi harga batu bara turun tajam sebesar 33 persen menjadi 81,3 dolar AS per ton di tahun 2022 sebesar 121 dolar AS per ton," pungkas Dileep.