Bagikan:

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan penurunan laba bersih pada kuartal II tahun 2024. Pada kuartal ini, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara ini meraup laba Rp2,03 triliun atau anjlok 26,76 persen secara tahunan dari kuartal II tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp2,77 triliun.

Meski demikian, kinerja keuangan PTBA mengalami peningkatan dibandingkan kuartal sebelumnya. Pendapatan pada kuartal II 2024 sebesar Rp10,23 triliun atau naik 9 persen dibanding kuartal I 2024. Laba bersih pada kuartal II 2024 mencapai Rp1,24 triliun, tumbuh 57 persen secara triwulanan.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penurunan laba ini seiring dengan naiknya beban pokok pendapatan perusahaan pada kuartal II yang tercatat menyentuh Rp16.2 triliun dibanding periode yang sma tahun 2024 yang tercatat sebesar Rp14,7 triliun.

Penurunan laba bersih ini berbanding terbalik dengan pendapatan perusahaan yang naik menjadi Rp19.6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp18.8 triliun.

Adapun realisasi Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 11,57 juta ton, tumbuh 12 persen dibanding semester I 2023 yang sebesar 10,33 juta ton. Per Semester I 2024, produksi batu bara PTBA mencapai 18,76 juta ton dan realisasi angkutan dengan kereta api 17,33 juta ton.

Sekretaris Perusahaan, Niko Chandra dalam keterangannya kepada media mengatakan, tantangan bagi perseroan di tahun ini antara lain koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar.

Asal tahu saja, rerata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 19 persen secara tahunan dari 93,49 dolar AS per ton pada Semester I 2023 menjadi 75,89 dolar AS per ton pada Semester I 2024.

Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 36 persen secara tahunan menjadi 130,66 dolar AS per ton, dari 204,27 dolar AS per ton pada Semester I 2023.

"Karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik," ujar Niko, Kamis, 1 Agustus.

Niko bilang, PTBA juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal.

"Perseroan berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak baik bagi kinerja keuangan PTBA," pungkas dia.