Bagikan:

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan belum ada keputusan terkait kelanjutan program harga gas bumi tertentu (HGBT).

Menurutnya perpanjangan program ini masih harus dibahas lintas kementerian antara Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan dan Kementerian Perindustrian.

"HGBT rapat tapi yang dateng cuman 2, Menteri Keuangan datang Menteri Perindustrian enggak dateng ada kesibukan lain. Enggak tau jadi belum selesai," ujar Arifin kepada media di Gedung Kementerian ESDM, Jumat 22 Maret.

Arifin mengatakan, sebelum melakukan perluasan HGBT ke semua sektor industri, masih perlu dilakukan evaluasi terkait kecukupan pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan seluruh industri yang menggunakan HGBT yang dipatok sebesar 6 dolar AS per MMBTU usai 2024.

Selain kecukupan gas, Kementeriannya juga mempertimbangkan kemampuan keuangan negara.

"Evaluasi dulu gasnya cukup apa enggak. Kemampuan negara juga," sambung Arifin.

Terkait kecukupan gas dalam negeri, Arifin mengatakan pihaknya masih akan terus melakukan penghitungan keseimbangan antara permintaan gas untuk industri dan pasokan gas yang tersedia.

Di sisi lain, hal yang dipertimbangkan Arifin adalah ketersediaan infrastruktur yang dapat menyambungkan gas dari sumbernya ke industri yang membutuhkan.

"Ya kita kan sekarang hitung dulu balancenya. Pipanya harus nyambung dulu," pungkas Arifin.

Asal tahu saja, saat ini HGBT masih terbatas di 7 sektor dengan harga 6 dolar AS per MMBTU, seperti industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, gelas kaca dan sarung tangan karet.