Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku bahwa dirinya tak ingin penggantinya di Kementerian BUMN bingung terkait arah berjalannya perusahaan pelat merah ke depan.

Terutama, sambung Erick, soal besaran dividen yang disetorkan ke kas negara dan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN. Untuk itu, Erick pun mengusulkan PMN untuk 16 BUMN sebesar Rp44,2 triliun di tahun 2025.

“Untuk tahun depan saya persiapkan siapapun menterinya paling tidak sudah punya catatan untuk PMN berikutnya dan dividen berikutnya," kata Erick usai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Gedung DPR, Jakarta, ditulis Rabu, 20 Maret.

Erick mengatakan keputusan ini diambil berkaca dari pengalaman pribadinya. Ia mengaku sempat bingung ketika pertama kali menjabat Menteri BUMN pada kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode 2019-2024.

“Seperti waktu saya menjabat pertama kali jadi menteri saya sempet bingung 'oh ini PMN berapa, dividen berapa', saya enggak tahu. Nah paling tidak siapapun menterinya itu dia punya catatan hari ini 'oh PMN sekian, dividen sekian',” tuturnya.

Sekadar informasi, sejak 2020 hingga proyeksi 2024 ini, dividen yang disetor BUMN mencapai Rp279,7 triliun, termasuk proyeksi dividen tahun 2024 sebesar Rp85,5 triliun.

Sementara, PMN tunai pada periode yang sama tercatat sebesar Rp226,1 triliun, termasuk angka usulan 2024 sebesar Rp41,8 triliun.

Lebih lanjut, Erick mengaku, dirinya akan memperpanjang data antara dividen dan PMN hingga 2029 mendatang. Kata dia, itu akan menjadi data arus modal dan setoran atas hasil kinerja BUMN.

“Kita juga akan memperpanjang antara stimulasi dividen dan PMN terus kita tarik juga sampai 2028, 2029 kalau perlu, saat ini kan ada prediksi-prediksi gitu. Siapapun nanti yang masuk tidak benar-benar blank, tapi udah bisa nuntun apa yang kita lakukan saat ini,” katanya.