Bagikan:

JAKARTA - PT Jembatan Nusantara (JN), salah satu anak usaha dari PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), terus memperkuat layanan feri jarak jauh dengan 3 rute reguler yaitu Surabaya - Labuan Bajo, Surabaya – Ende, dan Balikpapan – Pare-Pare serta 2 rute deviasi mencakup Labuan Bajo – Badas dan Balikpapan – Semarang.

"Langkah itu dilakukan perusahaan dalam menjalankan komitmennya untuk mendukung keberlangsungan logistik nasional," kata Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin dalam keterangan di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis 14 Maret.

Ia menjelaskan bahwa ASDP melalui anak usahanya tersebut mengoperasikan KMP Swarna Bahtera dengan jarak yang ditempuh sepanjang 462 mil dari Surabaya – Labuan Bajo dengan waktu selama 38 jam yang mampu menampung kapasitas hingga 321 penumpang, 100 unit kendaraan roda dua, 30 unit kendaraan kecil, 15 unit truk sedang, 4 unit truk besar dan 9 unit tronton.

Sedangkan untuk lintasan Balikpapan-Pare-pare dioperasikan kapal Madani Nusantara berjarak 252 mil dengan waktu tempuh selama 23 jam memiliki kapasitas hingga 500 penumpang, 100 unit kendaraan roda dua, 30 unit kendaraan kecil, 15 unit truk sedang, 4 unit truk besar, dan 6 unit tronton.

Selain itu, Mahkota Nusantara yang juga melayani lintas Balikpapan - Pare-pare mampu menampung hingga 217 orang, 50 kendaraan roda dua, 15 unit kendaraan kecil, 15 truk sedang, dan 30 truk besar. Berdasarkan muatan, kendaraan golongan V ke atas menjadi muatan dominan untuk layanan feri jarak jauh (LDF). Lintasan Balikpapan-Pare-pare ini memiliki keterisian yang cukup tinggi hampir mencapai 95 persen.

"Hadirnya layanan LDF akan mengurangi kemacetan dan beban jalan akibat volume kendaraan yang besar serta dimensi dan volume muatan kendaraan yang menyalahi ketentuan atau over dimension over load (ODOL). Dengan demikian, kami turut mengurangi tingkat polusi udara dari emisi gas buang angkutan jalan," ujar Shelvy.

Di samping itu, layanan lintas LDF juga akan mendorong pertumbuhan sektor lainnya seperti industri dan perdagangan, sehingga memberikan dampak berantai (multiplier effect), yang positif khususnya lintasan penyeberangan yang menghubungkan Pulau Jawa, Kalimantan hingga Nusa Tenggara Timur.

Selain pelayanan untuk angkutan penyeberangan jarak jauh yang menjangkau sudut barat hingga sudut timur wilayah Nusantara, JN juga menyediakan moda angkutan penyeberangan laut jarak dekat yang meliputi 30 wilayah di Indonesia.

Dalam hal keselamatan penumpang, ASDP terus mendorong JN untuk melakukan monitoring dan pengecekan alat keselamatan, keandalan armada serta peningkatan pelayanan penumpang.

"Pastinya kami terus melakukan pemantauan, dan monitoring untuk terus memastikan keamanan, keandalan, dan ketersediaan layanan, terutama dalam menghadapi perubahan cuaca atau kondisi laut yang tidak terduga,” kata Shelvy.

Pihak kapal, termasuk nakhoda dan awak kapal, secara rutin memantau perkembangan cuaca melalui situs web BMKG dan menerima prakiraan cuaca 7 hari ke depan. Selain itu, koordinasi yang erat dengan otoritas pelabuhan dan syahbandar/KSOP dijaga sepanjang waktu, terutama dalam hal evaluasi kondisi sebelum keberangkatan dan selama pelayaran kapal.

Tidak hanya itu, untuk keselamatan penumpang, setiap armada kapal PT Jembatan Nusantara selalu mematuhi perencanaan doking kapal serta pengujian dan perawatan yang rutin diadakan setiap tahunnya untuk menjaga kondisi dan kinerja kapal agar dapat beroperasi secara maksimal.

Ketersediaan fasilitas keselamatan dan keamanan darurat seperti Inflatable Life Craft, Life Jacket, dan FireExtinguisher serta peralatan sinyal darurat seperti Smoke Signal, Hand Flare, Holmes’ Light, Man Overboard Alarm System, Parachute Rocket Flare terus dilakukan pengecekan.

Juga dilengkapi dengan teknologi mutakhir seperti Radar, Echo Sounder untuk mengukur kedalaman, dan pengawasan 24 jam dengan adanya Global Positioning System (GPS) yang dapat dipantau secara langsung melalui Marine Traffic Automatic Identification System (AIS).